Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda Obesitas pada Dewasa dan Anak yang Tak Boleh Diabaikan

Kompas.com - 11/08/2021, 12:25 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Obesitas salah satu sisi dari beban ganda kekurangan gizi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke, yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia.

Menurut Mayo Clinic, obesitas adalah penyakit kompleks yang melibatkan jumlah lemak tubuh yang berlebihan.

Obesitas bukan hanya masalah penampilan. Ini jelas merupakan masalah medis.

Ada banyak alasan mengapa beberapa orang sulit menghindari obesitas. Biasanya, ini merupakan kombinasi faktor bawaan, faktor lingkungan dan pola makan, hingga tingkat aktivitas fisik.

Obesitas dapat diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh (BMI) dan lingkar pinggang. Caranya dapat dibaca pada tautan berikut.

Baca juga: 2 Cara Mudah Ukur Berat Badan Ideal

Namun selain itu, ciri-ciri obesitas pada dewasa juga dapat dikenali dari tanda berikut, seperti melansir Verywell Health:

  • Akumulasi lemak tubuh, terutama di area pinggang.
  • Sulit bernapas.
  • Lebih mudah berkeringat daripada biasanya.
  • Mendengkur.
  • Kesulitan tidur.
  • Masalah kulit, diakibatkan kelembapan yang terakumulasi di lipatan kulit.
  • Kesulitan melakukan aktivitas fisik sederhana.
  • Lebih mudah lelah.
  • Mengalami nyeri, sering kali di punggung dan sendi.
  • Efek soikologis, seperti kepercayaan diri menurun, depresi, malu, isolasi sosial, dan lainnya.

Ilustrasi mengukur lingkar pinggang.FREEPIK/JCOMP Ilustrasi mengukur lingkar pinggang.
Sementara itu, ciri-ciri obesitas pada anak dan remaja seperti:

  • Mengalami gangguan makan.
  • Timbunan jaringan lemak, biasanya di area dada.
  • Adanya stretch mark pada pinggul dan punggung.
  • Acanthosis nigricans (kulit bertekstur beludru gelap di sekitar leher dan area lainnya)
  • Napas pendek setelah melakukan aktivitas fisik.
  • Mengalami sleep apnea.
  • Sembelit.
  • Refluks asam.
  • Kepercayaan diri rendah.
  • Pubertas dini pada perempuan dan pubertas lambat pada laki-laki.
  • Masalah ortopedi, seperti kaki rata atau dislokasi panggul.

Baca juga: Kaitan Obesitas dengan Gairah Seks Menurun, Sudah Tahu?

Komplikasi

Selain gejala obesitas primer, obesitas juga dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan serius. Banyak di antaranya mungkin tidak mudah diidentifikasi pada fase awal penyakit.

Komplikasi kesehatan serius yang mungkin terjadi akibat obesitas meliputi:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) atau penyakit jantung karena jantung bekerja keras untuk memompa darah ke lebih banyak area permukaan tubuh.
  • Kadar kolesterol tinggi, atau endapan lemak yang dapat menyumbat arteri, yang menyebabkan stroke, serangan jantung, dan komplikasi lainnya.
  • Stroke akibat kadar kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi.
  • Diabetes tipe 2. Hampir 50 persen kasus diabetes tipe 2 terkait langsung dengan obesitas.
  • Beberapa jenis kanker. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), 40 persen diagnosis kanker terkait dengan obesitas.
  • Asma.
  • Penyakit ginjal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi kronis yang merusak ginjal.
  • Osteoarthritis. Kelebihan berat badan menyebabkan ketegangan tambahan pada sendi, tulang, dan otot.
  • Penyakit kantung empedu. Sebuah studi tahun 2013 menunjukkan risiko penyakit kandung empedu meningkat sebesar 7 persen dengan setiap kenaikan satu poin pada skala BMI.
  • Sleep apnea. Ini diakibatkan timbunan lemak di leher dan lidah menghalangi saluran udara.
  • Gastroesophageal reflux, hiatal hernia, dan heartburn yang disebabkan oleh kelebihan berat badan sehingga menekan katup di bagian atas perut. Hal ini memungkinkan asam lambung bocor ke kerongkongan.
  • Kondisi yang terjadi bersamaan dengan obesitas, seperti kanker atau tekanan darah tinggi, disebut sebagai "komorbiditas."

Baca juga: Tidak Hanya Gaya Hidup, 9 Hal Ini Juga Bisa Menyebabkan Obesitas

Pencegahan

Tindakan pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati.

Jika kita berisiko obesitas, misalnya saat ini mengalami kelebihan berat badan atau pada berat badan yang sehat sekalipun, cobalah melakukan langkah-langkah mencegah obesitas demi menurunkan risiko menderita sejumlah masalah kesehatan terkait.

Mengubah pola makan menjadi lebih sehat adalah salah satu cara mencegah obesitas.SHUTTERSTOCK Mengubah pola makan menjadi lebih sehat adalah salah satu cara mencegah obesitas.
Beberapa langkah mencegah kenaikan berat badan dan obesitas seperti:

  • Rutin berolahraga

Usahakan melakukan 150-300 menit aktivitas intensitas sedang setiap minggunya untuk mencegah penambahan berat badan. Aktivitas fisik yang cukup intens termasuk jalan cepat dan berenang.

Fokus pada makanan rendah kalori dan padat nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Hindari lemak jenuh dan batasi makanan manis dan alkohol.

Makanlah tiga kali sehari secara teratur dan batasi ngemil makanan tak sehat.

Kita masih bisa menikmati sejumlah kecil makanan tinggi lemak dan tinggi kalori, tapi pastikan tidak terlalu sering. Pilihlah makanan yang membantu mencapai target berat badan yang sehat.

  • Cari tahu penyebab makan berlebih

Cobalah mengidentifikasi situasi yang memicu kita makan di luar kendali. Ini bisa dilakukan dengan cara seperti dengan membuat jurnal dan menuliskan apa saja yang kita makan, berapa banyak, kapan kita makan, bagaimana perasaan kita, hingga seberapa lapar.

Setelah itu, cobalah merencanakan strategi untuk menangani situasi tersebut yang pada akhirnya dapat mengendalikan perilaku makan sehat.

Baca juga: Atur Berat Badan dengan Membuat Jurnal Makanan

  • Pantau berat badan secara teratur

Seseorang yang menimbang berat badan setidaknya sekali seminggu lebih berhasil dalam menjaga berat badan berlebih. Sebab, kita berhasil mendeteksi adanya kenaikan berat badan sebelum angkanya terlanjur berlebih.

  • Konsisten

Cobalah berpegang teguh pada rencana berat badan sehat selama seminggu, di akhir pekan, dan ketika hari libur. Mencoba konsisten menjalankan pola hidup sehat sebanyak mungkin dapat meningkatkan peluang kita untuk mendapatkan kesuksesan jangka panjang.

Baca juga: 7 Cara Mudah Turunkan Berat Badan, Terbukti Secara Ilmiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com