KOMPAS.com - Hari Remaja Internasional alias International Youth Day tahun ini memiliki tema Transforming Food Systems: Youth Innovation for Human and Planetary Health.
Tema ini diambil untuk menekankan pentingnya peran anak muda dalam menyelesaikan masalah pangan dunia. Kebutuhan pangan diperkirakan akan semakin meningkat di masa depan khususnya dengan penambahan populasi dunia.
Diperkirakan, jumlah warga dunia akan meningkat dua miliar orang hanya dalam waktu 30 tahun mendatang. Tentunya hal ini memunculkan kebutuhan untuk memproduksi lebih banyak makanan sehat untuk menjamin kesejahteraan manusia dan keberlanjutan dunia.
Tak hanya itu, tantangan lainnya yang harus diatasi seperti pengurangan kemiskinan, keterlibatan sosial, kesehatan, konservasi keanekaragaman hayati dan mitigasi perubahan iklim.
Baca juga: Hari Remaja Internasional, Ini Sejarahnya
Pemuda atau para remaja butuh melakukan aksi nyata baik kolektif maupun individual untuk memulihkan planet dan melindungi kehidupan, sambil mengintegrasikan keanekaragaman hayati dalam transformasi sistem pangan.
Sistem pangan yang dimaksud bukan hanya proses pengolahan makanan dari pertanian atau peternakan sampai ke meja makan. Hal ini juga mencakup seluruh proses dan infrastruktur yang terlibat dalam memberi makan seluruh populasi.
Selain itu, dipertimbangkan pula soal eksternalitas negatif yang dapat dihasilkan selama proses tersebut pada udara, laut, polusi dan penggurunan. Ada juga risiko penyakit zoonosis yang dapat diakibatkan oleh praktik pertanian yang tidak berkelanjutan dan krisis iklim.
Kesehatan penduduk juga merupakan kunci dalam mengatasi tantangan sistem pangan. Hal ini khususnya dipicu oleh risiko penyakit kronis terkait gizi seperti obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan beberapa jenis kanker yang sudah menjadi masalah kesehatan global.
Baca juga: Ini Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia
Tema hari pemuda internasional tahun ini diambil berdasarkan -pembahasan yang digelar di The Economic and Social Council (ECOSOC) Youth Forum 2021 lalu.
Saat itu, isu dan priorotas yang disoroti adalah dampak pandemi COVID-19 khususnya terkait dampaknya terhadap kesehatan manusia, lingkungan, dan sistem pangan.
Sebagai bagian dari rekomendasi forum tersebut, para peserta muda menekankan pentingnya bekerja menuju sistem pangan yang lebih adil.
Ditekankan pula perlunya kaum muda untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang pilihan makanan. Caranya melalui peningkatan pendidikan global tentang pilihan yang paling sehat dan paling berkelanjutan bagi individu dan lingkungan.
Ada juga rekomendasi untuk memberikan pengembangan kapasitas yang memadai terkait dengan ketahanan pangan, khususnya selama pandemi COVID-19 yang saat ini masih berlangsung di seluruh dunia.
Baca juga: 5 Bahan Pangan yang Sehat dan Ramah Lingkungan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.