KOMPAS.com – Peserta vaksinasi Covid-19 di beberapa daerah terpaksa menunda penyuntikan dosis keduanya karena keterlambatan pasokan vaksin.
Hingga Selasa (10/8/2021), vaksinasi dosis pertama telah mencapai 52 juta dosis, sedangkan vaksinasi dosis kedua mencapai 25,5 juta dosis. Sementara tenaga kesehatan yang mendapatkan dosis ketiga ada 112 ribu dosis untuk menambah perlindungan pada mereka yang beresiko tinggi terpapar Covid-19.
Pada umumnya jarak waktu atau interval penyuntikan vaksin pertama dan kedua berkisar antara 3-6 minggu.
Namun, alokasi penyuntikan dosis pertama dan kedua sedikit kurang tepat waktu karena vaksin yang datang secara bertahap.
Dijelaskan oleh juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementrian Kesehatan RI, dr.Siti Nadia Tarmizi, ada beberapa proses yang perlu dilakukan sebelum vaksin dapat sampai ke masyarakat.
“Ada proses karantina, lalu kontrol kualitas vaksin, hingga dikeluarkannya lot vaksin dari Badan POM, untuk memastikan keamanan dan kualitas vaksin supaya tidak menjadi masalah. Sementara antusiasme masyarakat tinggi. Kita perlu berhitung secara cermat, khususnya di Pemerintah Daerah, untuk mengalokasikan berapa dosis satu dan dosis dua,” ujar Siti.
Ia menegaskan, Indonesia akan menerima suplai vaksin dari produsen hingga memenuhi kebutuhan 426 juta dosis.
“Tapi ingat, kita tidak menerimanya dalam satu waktu sekaligus,” ujarnya.
Walau penerimaan dosis dua terlambat, namun masyarakat tidak perlu khawatir, sebab efektivitasnya tidak akan berkurang.
“Prinsipnya memang interval pemberian yang terbaik adalah tepat waktu. Namun, bila telat seminggu bahkan sampai tiga minggu dari jadwalnya, itu tidak masalah. Bahkan, penelitian di negara lain, contohnya AstraZeneca dan Pfizer, ternyata ketika intervalnya diperpanjang efektivitasnya makin baik,” kata vaksinolog dr.Dirga Sakti Rambe, Sp.PD.
Meski begitu, Dirga tidak merekomendasikan seseorang untuk menunda vaksinasi dosis kedua. Bagaimana pun, yang terbaik tetaplah yang tepat waktu.
“Apabila terlambat masih tidak masalah, yang penting prinsipnya saat vaksin sudah ada segera dilengkapi,” katanya.
Baca juga: Sudah Divaksin tapi Sertifikat Vaksin Belum Muncul? Ini Solusinya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.