Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 16/11/2022, 08:21 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - "Meskipun setiap orang berbeda, kebanyakan orang dewasa buang air kecil lima sampai tujuh kali dalam 24 jam, sebagian besar di siang hari," kata Ali Dabaja, MD, ahli urologi dari Henry Ford Hospital di Detroit.

Jika kita buang air kecil lebih sering dari itu, apakah berarti ada sesuatu yang salah?

Menurut Melissa A. Laudano, MD, seorang ahli urologi di Montefiore Health System  mengatakan bahwa itu bisa saja berpotensi ada hal yang salah, tapi tidak selalu.

Berikut ini adalah kemungkinan penyebab kita sering buang air kecil.

1. Minum terlalu banyak cairan

“Apa yang masuk harus keluar,” kata Kristy M. Borawski, MD, profesor urologi di Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina-Chapel Hill.

"Artinya bila kita banyak minum, pasti akan banyak pipis. Terlalu banyak cairan dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil," katanya.

Minuman berkafein dan beralkohol juga dapat meningkatkan frekuensi kita untuk buang air kecil karena bersifat diuretik, yang berarti meningkatkan produksi urin.

Asam sitrat, yang ditemukan dalam makanan dan minuman jeruk, juga bisa menjadi penyebabnya.

"Bahkan makanan pedas bisa memancing keinginan kita untuk buang air kecil," tambah Dr. Dajaba.

Vitamin C dalam makanan kita atau dari suplemen bahkan dapat berkontribusi sebagai penyebab kita sering buang air kecil.

Baca juga: Sering Kencing, Gejala Infeksi Ginjal hingga Gangguan Prostat

2. Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih atau ISK mempengaruhi pria dan wanita, tetapi tidak sama. Wanita jauh lebih rentan, terutama sebelum menopause.

Ini adalah infeksi yang menyerang saluran kemih, saluran yang terdiri dari ginjal, kandung kemih, ureter (membawa kencing dari ginjal ke kandung kemih), dan uretra (mengangkut urin dari kandung kemih ke luar).

“Setiap kali seseorang mengalami kenaikan frekuensi buang air kecil yang tiba-tiba, kita perlu memastikan apa sebabnya untuk menyembuhkan infeksi saluran kemih,” kata Dr. Borawski.

85 persen ISK disebabkan oleh bakteri dan dapat diobati dengan antibiotik.

3. Sistitis interstisial

Sistitis interstisial juga disebut sindrom kandung kemih yang menyakitkan, di mana kondisi kronis ini lebih sering menyerang wanita berusia 20 hingga 40 tahun.

“Ini sangat sering dikacaukan dengan ISK, bedanya tidak ada bakteri yang tumbuh,” kata Dr. Laudano.

"Kami menduga itu adalah gangguan yang berasal dari lapisan kandung kemih yang merasakan kandung kemih penuh, dan mengaitkannya dengan rasa sakit."

Orang dengan kondisi ini sering juga memiliki kondisi lain seperti endometriosis, fibromyalgia, nyeri kronis, sindrom iritasi usus besar, kecemasan, atau depresi.

Baca juga: Kencing Duduk Ternyata Lebih Sehat Buat Pria

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com