4. Kehamilan
Pada tahap awal kehamilan, sering buang air kecil disebabkan oleh peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (HCG).
Saat kehamilan berlanjut, janin yang tumbuh memberi tekanan pada kandung kemih kita, sekali lagi ini dapat menyebabkan kita perlu mengosongkan kandung kemih lebih sering.
Namun, jika ini disertai dengan rasa nyeri dan terbakar, kita perlu mencurigai bahwa ini ada kaitannya dengan infeksi saluran kemih.
Selanjutnya, kita dapat mengkonsultasikan ini ke dokter dan mengobatinya, sehingga tidak menyebar ke ginjal.
5. Pembesaran prostat
Istilah medis untuk pembesaran prostat adalah Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).
Kelenjar prostat yang menghasilkan sebagian cairan dalam air mani, terletak di bawah kandung kemih dan membungkus uretra.
Prostat biasanya membesar seiring bertambahnya usia pria. Ini normal. Tetapi, karena posisi kelenjar dapat menekan uretra, maka ini dapat menghalangi aliran urin.
Akibatnya, kita tidak bisa mengosongkan kandung kemih sepenuhnya, dan membuat kita merasa perlu untuk buang air kecil lebih sering, terutama di malam hari.
Ini tergolong sebagai masalah umum, karena sekitar setengah dari pria berusia 51 hingga 60 tahun mengalami pembesaran prostat, dan sekitar 90 persen pria berusia 80 tahun atau lebih mengalaminya.
Obat-obatan untuk mengendurkan prostat dan kandung kemih bisa menjadi solusinya.
Baca juga: Sering Pipis Tengah Malam? Bisa Jadi Ini Sebabnya
6. Berkurangnya kadar estrogen
Penurunan kadar estrogen seiring bertambahnya usia wanita terutama setelah menopause juga dapat menyebabkan kita lebih sering buang air kecil.
“Karena ada reseptor untuk estrogen di uretra itu sendiri, perubahan hormonal dapat memengaruhi fungsi eliminasi urin,” jelas Dr. Laudano.
Melahirkan juga dapat melemahkan beberapa jaringan pendukung panggul, dan ini menjadi penyebab lain kita sering buang air kecil.
7. Obat-obatan
Tidak mengherankan, penyebab utama di sini adalah diuretik seperti Lasix (furosemide) atau Bumex (bumetanide) yang sering diresepkan dokter untuk mengobati kondisi jantung.
Seluruh tujuan obat ini adalah untuk mengurangi tekanan pada jantung dengan membuang cairan ekstra.
Lalu, relaksan otot seperti Valium (diazepam) dan Ativan (lorazepam) terkadang memberikan efek yang sama.
Baca juga: Berapa Kali Buang Air Kecil Dianggap Sehat?
8. Diabetes