KOMPAS.com - Upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI tahun 2021 dilangsungkan di tengah pandemi Covid-19.
Kondisi darurat ini mengharuskan sejumlah penyesuaian dalam pelaksanaan upacara termasuk menerapkan protokol kesehatan ketat.
Selain itu, jumlah undangan yang hadir di Istana Merdeka sebagai lokasi upacara juga jauh lebih sedikit.
Sebenarnya, tahun ini bukan pertama kalinya kemerdekaan dirayakan dalam suasana pandemi. Tahun sebelumnya, Indonesia yang sedang berada di fase awal pandemi juga melaksanakan upacara tahunan ini dengan penuh kesederhanaan.
Oleh sebab itu, upacara tahun ini dinilai sedikit lebih istimewa karena ada beberapa alasan yakni:
Sayangnya, tahun lalu jumlahnya harus dipangkas hanya menjadi tiga orang karena alasan pandemi.
Kali ini, jumlahnya kembali seperti biasa menjadi 68 orang. Protokol ketat diterapkan untuk para anggotanya guna memastikan seluruhnya dalam keadaan sehat dan tidak terpapar virus.
Kelompok paskibraka pagi yang bertugas menaikkan bendera diberi nama Tim Indonesia Tangguh. Sedangkan tim upacara sore hari yang menurunkan bendera bernama Tim Indonesia Tumbuh, sesuai dengan tema perayaan tahun ini.
Naskah asli Teks Proklamasi yang ditulis tangan oleh Presiden Soekarno akan kembali dihadirkan dan disandingkan di mimbar kehormatan bersama bendera pusaka.
Tujuannya sebagai upaya edukasi kepada masyarakat luas mengenai awal mula sejarah Indonesia. Naskah yang diketik Sayuti Melik nantinya bakal segera dikembalikan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) usai upacara.
Teks proklamasi sendiri dibacakan oleh Puan Maharani, Ketua DPR RI sekaligus cucu proklamator yang mengenakan baju adat Minangkabau.
Pertunjukkan ini dilakukan delapan pesawat F-16 Fighting Falcon seusai pengibaran bendera Merah Putih dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Selasa (17/8/2021).
Misi penerbangan dengan call sign Garuda Flight ini membentuk arrow head formation pada ketinggian 1.000 kaki.