Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generasi Sandwich Rentan Alami Masalah Kesehatan Mental, Ini Sebabnya

Kompas.com - 18/08/2021, 08:57 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Istilah generasi sandwich atau sandwich generation mungkin sudah cukup akrab di telinga kita.

Generasi sandwich adalah istilah yang merujuk pada kelompok individu yang “terjepit” di antara tuntutan simultan dalam merawat orangtuanya yang telah lanjut usia, dan merawat anak-anaknya yang masih bergantung padanya, baik secara fisik, mental-emosional, maupun finansial.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh dua orang pekerja sosial yaitu Dorothy Miller dan Elaine Broody pada 1981 untuk menggambarkan pelaku rawat (caregiver) yang terjepit di antara dua generasi.

Rupanya, kelompok generasi sandwich cenderung lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental, lho. Apa sebabnya?

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dari RS Pondok Indah - Pondok Indah, dr Zulvia Oktanida Syarif, SpKJ menjelaskan, individu yang berada di generasi tersebut umumnya dituntut untuk memberikan dukungan fisik, mental-emosional, dan finansial, baik bagi anak-anaknya dan juga orangtuanya yang telah lanjut usia.

Secara umum, karakteristik individu yang berada di generasi sandwich biasanya adalah pria dan wanita berusia 30 tahun ke atas yang telah menikah dan bekerja.

Orang-orang tersebut memiliki beban ganda karena harus merawat anak-anak dan orangtuanya.

"Generasi sandwich menanggung beban dan tanggung jawab dalam memberikan perawatan dan layanan seperti transportasi, pengaturan makan, perawatan kesehatan, dan urusan rumah tangga lainnya, baik bagi anak-anaknya maupun orangtuanya," kata Zulvia dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Anda Jadi Generasi Sandwich? Begini Cara Memutus Rantainya

Survei di Amerika Serikat pada 2007 menunjukkan bahwa generasi sandwich yang memiliki rentang usia antara 35-54 tahun memiliki tingkat stres lebih tinggi karena dituntut untuk menyeimbangkan peran dalam perawatan anak dan juga orangtua mereka.

Hampir 40 persen wanita generasi sandwich melaporkan tingkat stres yang ekstrem.

"Stres ini tidak hanya memengaruhi relasi personal terhadap pasangan, anak dan keluarga, namun juga memengaruhi kesejahteraan diri sendiri," ujarnya.

Beberapa masalah kesehatan mental yang rentan terjadi pada generasi sandwich seperti:

  • Burnout (kelelahan fisik dan mental).
  • Gangguan tidur (banyak tidur atau kurang tidur).
  • Perasaan bersalah.
  • Merasa khawatir terus-menerus.
  • Hilang minat terhadap aktivitas yang sebelumnya disenangi.
  • Kecemasan.
  • Depresi.

Pada akhirnya, kondisi mental tersebut juga bisa memengaruhi kesehatan fisik, seperti:

  • Kadar hormon stres yang lebih tinggi.
  • Lebih sering izin sakit dari pekerjaan kantor karena terinfeksi penyakit menular.
  • Respon imunitas yang lebih rendah terhadap influenza.
  • Penyembuhan luka yang lebih lambat.
  • Tingkat obesitas lebih tinggi, hingga
  • Risiko penurunan kesehatan mental yang lebih tinggi.

Baca juga: Ramai Anak Muda Kini Sulit Beli Rumah karena Jadi Generasi Sandwich, Benarkah?

Selain memiliki beban untuk merawat kesehatan anak dan orangtua, di saat bersamaan mereka yang berada pada kelompok generasi ini juga harus tetap menjaga imunitas dirinya agar tidak mudah sakit.

Karenanya, penting sekali bagi generasi sandwich untuk mempelajari cara menjaga kesehatan diri, baik fisik maupun mental, serta menyeimbangkan berbagai peran yang dimilikinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com