Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit Kepala Terus-menerus? Ketahui 10 Penyebab dan Solusinya

Kompas.com - Diperbarui 12/01/2023, 11:10 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Sakit kepala sering kali bukan kondisi yang serius dan kita bisa melakukan perawatan rumahan untuk mengatasinya.

Meski begitu, sakit kepala membuat kita merasa tak nyaman dan dapat mengganggu aktivitas harian.

Sakit kepala juga bisa merupakan tanda masalah kesehatan serius sehingga tak boleh diabaikan, terutama jika terjadi berkepanjangan.

Melansir SELF, constant headache atau sakit kepala terus-menerus terjadi secara kronis, setidaknya selama 15 hari atau lebih dalam sebulan. Sakit kepala dapat disebut constant headache jika terjadi sedikitnya tiga bulan berturut-turut.

Namun, jika mengalaminya selama dua minggu, bukan berarti kita boleh mengabaikannya. Kondisi tersebut tetap perlu dikonsultasikan dengan dokter.

Baca juga: 5 Penyebab Sakit Kepala Sebelah Kiri dan Cara Mengatasinya

Gejala

Gejala sakit kepala terus-menerus bisa bervariasi tergantung jenis sakit kepalanya. Menurut Healthline, gejalanya bisa termasuk:

  • Sakit kepala terjadi pada satu atau dua sisi kepala.
  • Terasa berdenyut atau kencang di kepala.
  • Intensitasnya bervariasi, mulai dari ringan hingga parah.
  • Disertai mual atau muntah.
  • Berkeringat.
  • Sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
  • Hidung mampet atau berair.
  • Mata kemerahan atau berair.

Sakit kepala yang disebut kronis sebetulnya cukup luas dan mencakup beberapa jenis sakit kepala, di antaranya:

  • Sakit kepala tegang: terasa seperti ada pita pengencang terpasang di kepala.
  • Migrain: terasa seperti sakit kepala berdenyut yang sangat intens yang dapat terjadi pada satu atau kedua sisi kepala.
  • Sakit kepala cluster: terjadi terus-menerus selama beberapa minggu atau bulan dan dapat menyebabkan rasa sakit yang parah di satu sisi kepala.
  • Hemicrania continua: terjadi di satu sisi kepala dan terasa mirip dengan migrain.

Baca juga: 5 Penyebab Sakit Kepala Setelah Lari

Penyebab

Benyebab sakit kepala terus-menerus, apa pun jenisnya dan intensitasnya, bisa bermacam-macam dan dapat memberi tahu tentang kondisi kesehatan kita. Beberapa di antaranya:

1. Stres

Direktur Orange County Migraine & Headache Center, Susan Hutchinson, MD mengatakan, stres yang belum benar-benar terselesaikan dapat menyebabkan sakit kepala.

Seperti disebutkan, sakit kepala tegang terjadi ketika otot-otot leher dan kulit kepala tegang.

Kondisi ini bisa menjadi respons fisik tubuh terhadap stres dan kecemasan.

Jika menderita sakit kepala terus-menerus, cobalah berhenti sejenak dan pikirkan apa yang terjadi dalam hidup.

Seberapa stres diri kita? Apakah selama ini kita hanya menumpuk masalah dan stres alih-alih menyelesaikannya?

Untuk mengatasinya: manajemen stres dan perawatan diri dapat menjadi solusinya. Caranya dapat meliputi perubahan gaya hidup hingga intervensi psikoterapi.

Terapi perilaku kognitif mungkin juga dapat membantu mengelola kecemasan dengan lebih baik.

Setiap orang punya cara masing-masing untuk mengelola stresnya. Jika membutuhkan bantuan, cobalah menghubungi profesional.

Baca juga: 6 Cara yang Sehat Melepaskan Stres di Masa Pandemi

2. Dehidrasi

Gaya hidup juga bisa menjadi penyebab sakit kepala terus-menerus, salah satunya adalah asupan air. Dehidrasi dapat menyebabkan sakit kepala.

Hubungan pastinya masih belum jelas, tapi para pakar meyakini kondisi ini ada hubungannya dengan volume darah yang turun saat kita tidak mendapatkan asupan air yang cukup.

Volume darah yang lebih rendah berarti lebih sedikit oksigen yang sampai ke otak.

Untuk mengatasinya, pastikan kita mampu mengenali gejala dehirasi, termasuk air seni yang berwarna kuning, haus, dan mulut kering.

Selain itu, dehidrasi dapat diatasi dengan minum lebih banyak air dan meningkatkan konsumsi makanan tinggi air, seperti semangka dan tomat.

Baca juga: 9 Tanda Dehidrasi yang Tidak Boleh Diabaikan

3. Anemia

Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang cukup untuk mengangkut oksigen dengan baik ke jaringan di seluruh tubuh.

Penderita anemia dapat mengalami gejala seperti kelelahan, merasa lemah, sesak napas, dan lain-lain. Anemia yang lebih parah dapat menyebabkan sakit kepala.

Untuk mengatasinya, cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan penyebab dan solusi yang tepat.

Jika penyebabnya karena kekurangan zat besi atau vitamin, misalnya, kita dapat mengatasinya dengan meningkatkan asupan zat besi atau vitamin.

Baca juga: 8 Sumber Makanan Tinggi Zat Besi, Bantu Cegah Anemia

4. Penyakit kronis

Sakit kepala adalah efek samping umum dari sejumlah kondisi kesehatan kronis, seperti fibromyalgia, lupus, dan diabetes. Namun, sakit kepala terus-menerus biasanya akan menyertai gejala lainnya.

Misalnya, sakit kepala pada penderita lupus dapat disertai kelelahan, nyeri sendi, dan lesi kulit yang memburuk saat terkena sinar matahari.

Untuk mengatasinya, berkonsultasilah dengan dokter tentang keluhan yang dirasakan. Sekalipun tidak yakin dan menganggapnya sesuatu yang kecil, jangan tunda mencari perhatian medis.

Sakit kepala juga bisa disebabkan karena penyakit kronis yang mendasari.SHUTTERSTOCK/METAMORWORKS Sakit kepala juga bisa disebabkan karena penyakit kronis yang mendasari.
5. Masalah hormonal

Menstruasi merupakan salah satu pemicu migrain terbesar akibat perubahan kadar estrogen.

Tapi, perubahan kadar estrogen tidak hanya diakibatkan oleh menstruasi. Kehamian, perimenopause maupun pascapersalinan juga ditandai dengan penurunan estrogen yang signifikan dan akibatnya sering kali disertai dengan sakit kepala.

Untuk mengatasinya, jika menyadari sakit kepala terus-menerus terjadi selama siklus tersebut, sebaiknya mengonsultasikannya dengan dokter.

Namun, sebagai cara meredakan sakit kepala jangka pendek, minum obat sakit kepala, mempraktikkan relaksasi, hingga kompres es mungkin dapat membantu.

Perlu dicatat, Jika kita mengalami sakit kepala terus-menerus selama kehamilan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan solusi yang tepat. Sebab, beberapa jenis obat sakit kepala mungkin tidak aman untuk ibu hamil.

Baca juga: Olahraga Ringan untuk Redakan Nyeri Menstruasi

6. Infeksi sinus

Sakit kepala akibat sinus tidak terlalu umum terjadi.

Jika mengalami sakit kepala di area sinus atau wajah, kemungkinan itu adalah migrain atau sakit kepala tegang.

Faktanya, sejumlah penelitian menunjukkan sekitar 90 persen orang yang pergi ke dokter dengan keluhan sinus sebetulnya mengalami migrain.

Meskipun migrain dan infeksi sinus menyebabkan sakit ketika kita membungkuk, infeki sinus umumnya tidak disertai mual, muntah, atau sensitivitas terhadap cahaya.

Namun, jika sakit kepala disertai demam, dahak atau indikasi lain, penyebabnya mungkin adalah infeksi sinus.

Untuk mengatasinya, jika memiliki infeksi sinus, sakit kepala akan hilang setelah minum antibiotik untuk menghilangkan infeksi.

Baca juga: Pakai Cuka Apel untuk Redakan Infeksi Sinus

7. Gangguan jam internal tubuh

Pernahkah Anda bangun terlalu pagi lalu merasakan sakit kepala?

Gangguan jam internal tubuh, seperti bangun terlalu pagi atau terlalu siang dari jadwal biasanya, juga bisa menjadi penyebab sakit kepala karena mengganggu ritme sirkadian.

Hal itu juga bisa terjadi jika sedang bepergian.

Untuk mengatasinya, meskipun menjaga jadwal tidur sama setiap harinya adalah hal yang sulit, penting untuk berupaya tidur dan bangun di waktu yang sama secara rutin.

Setidaknya, dengan melakukan ini kita akan mengurangi frekuensi sakit kepala.

Baca juga: 10 Cara Cepat Tidur yang Sederhana dan Ampuh

8. Minum terlalu banyak kafein

Kafein dapat menyebabkan vasokonstriksi di pembuluh darah. Artinya, membuat pembuluh darah menjadi lebih sempit.

Jika kita minum kopi atau minuman berkafein lainnya setiap hari, tubuh akan terbiasa dengan rutinitas tersebut.

Ketika pada satu hari kita menghentikannya, pembuluh darah tidak menyempit dan bisa meneybabkan sakit kepala terus-menerus.

Ini sesungguhnya bisa jadi lingkaran setan. Sebab, setiap mengalami sakit kepala kita meneguk kembali kafein untuk menemukan kelegaan dan semakin memperdalam kebutuhan kita terhadap kafein.

Jumlah konsumsi aman kafein untuk orang dewasa adalah hingga 400 mm per hari atau sekitar empat cangkir kopi. Namun, toleransi kafein setiap orang berbeda.

Untuk mengatasinya, kita mungkin tak bisa menghindari kafein. Sebagai gantinya, cobalah menjaga konsumsinya dalam jumlah moderat, misalnya maksimal dua cangkir per hari, untuk menjaga sakit kepala penarikan ketika tidak meminumnya.

Baca juga: Pecinta Kafein, Sudah Tahu Bahaya Minum Kopi Berlebihan?

9. Minum terlalu banyak obat sakit kepala

Mengonsumsi obat sakit kepala secara berlebihan berpotensi menjadi bumerang.

Terkadang, menurut Hutchinson, obat yang kita minum malah memberi dampak sebaliknya.

Selain itu, kafein dalam beberapa obat sakit kepala dapat menyebabkan sakit kepala penarikan yang dapat memperparah efeknya.

Terlalu sering menggunakan obat penghilang rasa sakit untuk meredakan sakit kepala dapat menyebabkan sakit kepala rebound.

Untuk mengatasinya, cobalah menghentikan konsumsi obat sakit kepala tersebut selama sehari atau batasi asupannya secara drastis.

Lebih baik jika kita bisa melalui satu hari tanpa sakit kepala tanpa harus meminum obat tersebut.

Baca juga: 7 Obat Sakit Kepala Alami yang Bisa Dijajal di Rumah

10. Tumor otak

Ketika mencari informasi tentang penyebab sakit kepala terus-menerus, kita mungkin menemukan penyebabnya adalah tumor otak.

Tumor otak adalah pertumbuhan sel-sel abnormal di otak dan mereka bisa bersifat kanker atau jinak.

Namun, ini adalah penyebab langka. Jadi, kemungkinan penyebab sakit kepala terus-menerus yang kita rasakan bukanlah kondisi ini.

Jika kita memiliki pola sakit kepala terus-menerus yang beralngsung selama berbulan-bulan dan tidak kunjung sembuh, biasanya itu bukan tanda bahaya.

Tetapi, jika sakit kepala itu adalah hal baru dan paling parah yang pernah kita alami atau memburuk dari waktu ke waktu, itu bisa jadi merupakan tanda perlunya dilakukan pemindaian otak.

Jika ragu menentukan penyebab sakit kepala terus-menerus yang kita rasakan, ada baiknya berdiskusi dengan dokter untuk menemukan penyebab dan solusi yang tepat.

Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Kanker dan Tumor

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com