Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/08/2021, 08:40 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang ibu yang menderita penyakit diabetes selama masa kehamilan akan membawa dampak buruk pada bayi yang lahir nantinya.

Dalam sebuah studi, terungkap ibu hamil penderita diabetes akan membuat anaknya berisiko mengalami gangguan mata seperti rabun jauh dan rabun dekat di kemudian hari.

Risiko penyakit lain yang bisa mengintai anak tersebut adalah astigmatisme atau mata silinder, kondisi di mana mata tidak dapat memfokuskan gambar secara tepat pada retina.

"Karena banyak kesalahan bias pada anak kecil dapat diobati, identifikasi dan penanganan dini dapat berdampak positif seumur hidup."

Demikian keterangan para peneliti dalam studi yang dimuat ke dalam jurnal Diabetologia tersebut.

Karena tingginya kesalahan bias atau refraksi dalam beberapa dekade terakhir, peneliti menduga ada faktor non-genetik yang berperan memengaruhi kondisi mata anak.

Menatap layar komputer dalam waktu lama, atau jarang beraktivitas di luar rumah adalah beberapa penyebab non-genetik yang bisa membuat anak mengembangkan kesalahan bias rendah (penglihatan menjadi buram).

Tetapi, para peneliti asal China dan Denmark belum mengetahui apa yang membuat anak mengembangkan kesalahan bias yang parah.

Studi terdahulu menemukan orang dengan kelainan refraksi parah bisa memiliki cacat mata bawaan.

Baca juga: 5 Mitos yang Salah soal Penyakit Diabetes, Jangan Mudah Percaya

Di dalam jurnal, peneliti menjelaskan ibu hamil yang memiliki gula darah tinggi dapat memicu peningkatan kadar gula darah janin.

Akibatnya, retina dan saraf optik janin rusak. Hal ini akan mengubah bentuk mata janin dan menghasilkan kesalahan bias.

Para peneliti menganalisis data dari sekitar 2,4 juta orang yang lahir di Denmark antara tahun 1977-2016.

Hasilnya, lebih dari 56.000 bayi terpapar efek diabetes sang ibunda selama masa kehamilan.

Sekitar 0,9 persen ibu memiliki diabetes tipe 1, dan 0,3 persen ibu diabetes tipe 2.

Lalu, sebanyak 1,1 persen ibu menderita diabetes gestasional (diabetes yang muncul selama masa kehamilan dan hanya berlangsung hingga proses melahirkan).

Pada tahun 1977, sekitar 0,4 persen ibu menderita diabetes selama kehamilan.

Di tahun 2016, jumlah ibu yang menderita diabetes di masa kehamilan meningkat menjadi 6,5 persen.

Ibu yang menderita diabetes cenderung berusia lebih tua dan sudah melewati banyak proses kehamilan sebelumnya.

Secara keseluruhan, 533 bayi dari ibu penderita diabetes didiagnosis dengan kelainan bias tinggi selama 25 tahun masa tindak lanjut.

Anak yang ibunya menderita diabetes di masa kehamilan berisiko lebih tinggi (39 persen) untuk mengembangkan kelainan bias daripada anak-anak lain, menurut temuan studi.

Risiko pengembangan kelainan bias terlihat pada anak dari ibu penderita diabetes tipe 1 (32 persen) dan diabetes tipe 2 (68 persen).

Studi juga mengungkap, anak dari ibu dengan komplikasi diabetes berisiko mengalami kelainan bias tinggi dua kali lipat dibandingkan anak yang ibunya tidak memiliki komplikasi diabetes.

Rabun jauh umumnya terjadi pada masa kanak-kanak dan rabun dekat akan terlihat ketika anak berusia remaja dan dewasa, menurut studi tersebut.

Para peneliti menduga perbedaan itu disebabkan oleh proses alami di mana bentuk mata berubah selama masa kanak-kanak.

Tim peneliti menambahkan, peningkatan jumlah tahun dan intensitas sekolah dapat meningkatkan risiko rabun jauh pada anak berusia dini hingga dewasa.

"Peningkatan risiko kelainan bias sebesar 39 persen relatif rendah," demikian penjelasan tim peneliti.

"Namun mengingat tingginya prevalensi global kesalahan bias, setiap peningkatan kecil dalam faktor risiko rendah akan berkontribusi pada penurunan besar kondisi mata ini."

Studi ini dipimpin oleh Jiangbo Du dari State Key Laboratory of Reproductive Medicine di Nanjing Medical University di China, dan Jiong Li dari Aarhus University di Aarhus, Denmark.

Baca juga: Jangan Disepelekan, Ini 8 Tanda Peringatan Kita Terkena Diabetes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com