Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Pipis Sambil Mandi di Pancuran, Dokter Jelaskan Alasannya

Kompas.com - 19/08/2021, 09:04 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber BuzzFeed

KOMPAS.com - Jika mandi di bawah pancuran (shower), kamu mungkin pernah mengalami ingin buang air kecil, namun merasa malas pergi ke toilet. Pada akhirnya, kamu buang air kecil di bawah pancuran.

Ternyata, cukup banyak orang melakukan kebiasaan ini. Sebuah survei yang dilakukan oleh Showers to You, misalnya, menemukan ada sekitar 76 persen orang yang buang air kecil di bawah pancuran.

Namun, terapis dasar panggul Dr. Alicia Jeffrey-Thomas membeberkan alasan mengapa kita disarankan untuk tidak melakukannya.

Wanita yang memiliki gelar doktor dalam terapi fisik itu menjelaskannya melalui sebuah video TikTok yang diunggah melalui akun @scrambledjam. Hingga berita ini dinaikkan, akun tersebut sudah diikuti lebih dari 468 ribu pengikut.

Menurutnya, ada dua alasan utama mengapa tidak disarankan buang air kecil di bawah pancuran mandi.

Pertama, ia mengutip eskperimen "Anjing Pavlov", di mana anjing dikondisikan untuk mengasosiasikan berbagai rangsangan dengan mendapatkan makanan. Dengan demikian, di waktu berikutnya anjing akan mengeluarkan air liur hanya dengan mendengar atau melihatnya saja.

Sementara manusia mengasosiasikan suara air mengalir dengan kebutuhan untuk buang air kecil.

Jika suatu saat kita menderita disfungsi dasar panggul, di mana pengendalian kandung kemih menjadi masalah, kebiasaan itu dapat menyebabkan kebocoran kandung kemih yang dipicu oleh suara air mengalir.

"Kandung kemih kita bergantung pada sinyal yang didapat, baik dari peregangan dinding kandung kemih saat terisi maupun sinyal dari otak yang memberi tahu kapan harus berkontraksi untuk buang air kecil."

"Kita perlu menghindari untuk melatih kandung kemih mengasosiasikan sinyal tertentu dengan keinginan buang air kecil," ujarnya kepada Buzzfeed.

@scrambledjam

Reply to @gwas007 why you shouldn’t pee in the shower (probably part 1 of multiple?) #learnontiktok #tiktokpartner

? Similar Sensation (Instrumental) - BLVKSHP

Jika membiasakan diri buang air kecil saat mandi di bawah pancuran, seiring waktu kita akan terpicu untuk buang air kecil dengan suara air mengalir lainnya, seperti saat membuka keran air untuk cuci tangan atau mencuci piring.

"Bagi sebagian orang, hal ini mungkin hanya sedikit mengganggu. Tapi, bagi orang-orang dengan segala jenis disfungsi dasar panggul, ini dapat berkontribusi pada inkontinensia mendesak (atau buang air kecil ketika kita sekadar memiliki keinginan untuk menggunakan kamar kecil)," tambahnya.

Baca juga: Ketahui 11 Penyebab Kita Sering Buang Air Kecil

Wanita dan pria punya kondisi berbeda

Alasan kedua lebih ditujukan untuk wanita.

Ia menjelaskan, wanita tidak dapat sepenuhnya mengendurkan otot panggul sambil berdiri, bahkan dengan posisi kaki terangkat. Artinya, wanita tersebut perlu berupaya lebih melewati penghalang ini untuk buang air kecil sambil berdiri. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam jangka panjang.

"Dari perspektif dasar panggul, posisi untuk buang air kecil di bawah pancuran tidak kondusif untuk relaksasi dasar panggul."

"Tubuh pria memiliki prostat untuk mendukung kandung kemih, yang membuat mereka akan baik-baik saja jika berdiri untuk buang air kecil. Tapi wanita tidak memiliki tingkat dukungan yang sama untuk kandung kemih mereka," jelasnya.

Agar bisa menahan untuk tidak buang air kecil di celana pada waktu yang tidak tepat (kontinensia), dasar panggul pada umumnya harus tetap berkontraksi dalam posisi berdiri.

Jadi, buang air kecil dalam posisi berdiri membuat seseorang melewati mekanisme normal itu. yang pada akhirnya bisa membawa masalah jangka panjang.

Jeffrey-Thomas mencontohkan kasus lain, ketika kita secara rutin buang air kecil untuk "berjaga-jaga". Namun, kebiasaan itu pada dasarnya mendorong kandung kemih untuk mengosongkan diri pada tingkat yang jauh lebih rendah dari yang dibutuhkan.

Kondisi itu mirip dengan buang air kecil di bawah pancuran, di mana otot-otot tidak rileks dan mekanisme kontinensia harus didorong lagi dan dikacaukan.

Ini mungkin tampak seperti masalah sederhana, tapi bisa menumpuk seiring waktu.

Jeffrey-Thomas pun mengatakan dirinya banyak mengurus pasien dengan masalah inkontinensia.

"Jika mereka tahu bagaimana mencegah rasa malu dan frustrasi terkait dengan masalah ini, mereka pasti ingin mengembalikan waktu agar tidak mengalaminya," kata dia.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Masalah Buang Air Kecil pada Malam Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BuzzFeed
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com