Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Berinisiatif Merekrut Lebih Banyak Penderita Autis

Kompas.com - 19/08/2021, 16:00 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

"Disregulasi sensorik adalah mimpi buruk yang tidak hanya merusak keterampilan fungsi eksekutif yang dibutuhkan untuk bekerja, namun menyebabkan kerusakan pada pikiran, tubuh, dan jiwa seseorang jika dibiarkan menumpuk," jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa budaya neurodivergent menekankan otonomi dan fleksibilitas untuk pengaturan diri.

Selain itu, ia menjelaskan bahwa penderita autis juga perlu bergerak, duduk dengan nyaman, istirahat, mengatur suhu mereka, dan makan atau minum sesuai kebutuhan.

Lalu, jika setiap karyawan memiliki otonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka sendiri, siapa pun yang membutuhkannya dapat melakukannya. Pilihan fleksibel untuk pencahayaan, aliran udara, dan kebisingan juga membantu.

Manajer juga harus mempertimbangkan gangguan pemrosesan, termasuk perbedaan pendengaran dan visual. Selain itu, dukungan fungsi eksekutif terkait proses rekrutmen harus menjadi tujuan utama.

Selain itu, Selvaggi Hernandez menjelaskan bahwa manajer harus belajar bagaimana cara agar seseorang dapat bekerja dengan baik dan mengajak mereka untuk menemukan ritme kerja mereka sendiri dan lebih memperhatikan kebutuhan individu.

Ia juga mencatat bahwa selama pandemi, beberapa perusahaan menerapkan sistem yang telah dilakukan oleh para pendukung disabilitas ini selama beberapa dekade. Ia juga menilai bahwa melindungi dan mengintegrasikan aksesibilitas memang diperlukan seorang atasan agar bisa terus bergerak maju.

Inisiatif baru Google ini diharapkan dapat membangun sistem yang memerangi dan mengatasi kelelahan penderita autis. Selan itu, mendengarkan kebutuhan karyawan tentu akan meningkatkan kesehatan mereka, kan?

Baca juga: 5 Hal Ini Tidak Menyebabkan Anak Autis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com