KOMPAS.com - Sebelum sampo cair beredar luas, rutinitas perawatan rambut sebenarnya tidak menghasilkan begitu banyak sampah plastik.
Sekarang, kita terbiasa memakai sampo cair dalam botol plastik yang biasanya dibuang setelah habis, bukannya diisi ulang.
Namun, berkat kesadaran lingkungan tentang sampah plastik, orang kembali berpikir untuk menggunakan sampo solid atau batangan.
Dari mana sampo batang yang sederhana itu berasal? Dan bagaimana memakainya?
Kata “shampo” masuk ke dalam bahasa Inggris sekitar tiga abad yang lalu, dan berasal dari India. Sampo berasal dari kata bahasa Hindi champo yang berakar bahasa Sansekerta chapati, artinya menekan atau memijat.
Alasannya, saat itu "keramas" dilakukan dengan memijat kulit kepala dengan minyak wangi, bukan mencuci rambut seperti yang dipahami saat ini.
Perawatan rambut kemudian diperkenalkan ke masyarakat Eropa ketika pedagang kolonial membawa kebiasaan lokal India membersihkan rambut dan tubuh dengan pijatan dan minyak.
Keramas – membersihkan kelebihan minyak dan kotoran dari rambut – pada saat itu juga dilakukan dengan cara alami lainnya, seperti menggunakan pati nabati dan abu kayu untuk menyerap minyak berlebih dan mencuci rambut.
Pada abad ke-19, orang mulai menggunakan sabun batangan yang mengandung minyak sawit dan minyak kelapa untuk mencuci tubuh dan rambut mereka.
Jadi konsep menggunakan sabun dan sampo padat tanpa kemasan untuk membersihkan rambut kita sebenarnya bukan hal baru – sudah ada selama berabad-abad, jauh sebelum muncul istilah “zero-waste”.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.