Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Kandas, Hindari Mengirim 11 Pesan Ini pada Mantan Pacar

Kompas.com - 20/08/2021, 16:45 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber The List

"Ketika kita mengunggah sesuatu di media sosial, kita cenderung mengunggah foto-foto terbaik kita, di mana kita bakal terlihat seperti sedang bersenang-senang."

"Setiap kali melihatnya, kita akan melukai diri sendiri dan akan lebih sulit bagi melupakannya," ucap Walsh kepada Men'sHealth.

8. "Kenapa kamu tidak membalas pesanku?!"

Mungkin kita sudah mengirim pesan kepada mantan pacar untuk memberi tahunya bahwa kita mendengar lagu yang mengingatkan kita padanya, mengirim kata-kata umpatan, atau sekadar memberi tahu bahwa kita merindukannya.

Jika tak kunjung membalas, mungkin saja dia sibuk dan belum membalas atau sekadar memilih untuk tidak terlibat.

Ini adalah dunia yang kejam dan dingin di luar sana, tetapi terus mengirimi mantan pesan tidak akan membuat situasi menjadi lebih baik.

Jika mantan ingin berbicara dengan kita, yakinlah bahwa dia akan merespons pada waktunya. Jika tidak, mungkin dia memang tidak ingin.

Baca juga: Mengapa Ada Keinginan Stalking Mantan Setelah Putus

9. Tanggapan terhadap teks yang diunggahnya

Ini sebetulnya tergantung dari situasi perpisahan setiap orang.

Namun, mendapatkan pesan dari seorang mantan bisa dirasa sangat menyenangkan.

Psikolog klinis Beth Kurland menjelaskannya secara ilmiah kepada Elite Daily. Menurutnya, ketika kita putus lalu menerima pesan teks dari seorang mantan, ini dapat memicu dan mengaktifkan sirkuit saraf yang sama.

Namun, Kurland juga mengungkapkan bahwa pesan dari mantan, meskipun sangat singkat, bisa menjerumuskan kita.

Setelah itu, kita akan berharap mendapatkan kepuasan lebih dari mengirimi pesan ke orang yang sama. Inilah yang membuat seseorang susah move on setelah putus dari hubungan terdahulu dan mengapa menjadi terobsesi.

Menghubungi mantan setelah putus memang sangat menggoda. Tapi, jika itu berbahaya buat diri kita sendiri dan kita ingin move on, mengapa melakukannya?

10. Teks "tidak sengaja"

Beberapa orang mungkin akan mencoba berpura-pura "tidak sengaja" mengirimi pesan teks berisi kalimat mesra ke mantan pacar. Tujuannya, mungkin membuat mantan cemburu. Namun, cara ini bukanlah ide yang baik dan tak perlu dicoba.

Tak perlu memaksakan percakapan dengan manipulasi ringan. Menurut konselor Elise Howell LPCA, lebih baik mendengarkan naluri diri dan menghabiskan energi untuk memperbaiki diri sendiri daripada memulai percakapan dengan berbohong kepada mantan, tak peduli seberapa kecil kebohongan itu.

11. "Bisakah kita mencoba lagi?"

Ketika kita diliputi rasa kesedihan, kita mungkin mendapatkan ide untuk menelepon atau mengirim pesan pada mantan dan menanyakan apakah dia yakin dengan keputusan untuk putus.

Jika dia mengatakan "ya", kita mungkin merasa terinspirasi untuk memintanya mempertimbangkan kembali keputusan itu.

Pemikiran ini dinamakan "breakup brain (tindakan otak saat putus cinta)", yang sebaiknya tidak dipercaya.

Mengirimi mantan pesan dan mengemis untuk kembali membina hubungan tak pernah menjadi ide yang baik.

Psikolog dari Florida State University, Roy Baumeister menjelaskan kepada Psychology Today bahwa hal paling sehat yang bisa dilakukan adalah mengarahkan pikiran kita pada segala hal yang lebih baik di kehidupan.

Kita mungkin berpikir hanya dia yang kita ingin dan butuhkan. Namun, ingatlah bahwa sebetulnya ada banyak "ikan di laut". Jadi, jangan habiskan energi untuk membombardir mantan dengan pesan karena itu hanya akan mematahkan hati kita.

Baca juga: Blokir Mantan di Media Sosial, Membantu Kita untuk Move On

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber The List
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com