Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2021, 06:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Hal ini dapat menyebabkan jantung tiba-tiba berhenti berdetak atau berdetak cepat sehingga tidak dapat memompa darah.

"Sebagian besar serangan jantung tidak memicu serangan jantung," kata Zeitler.

Namun, ketika kerusakan akibat berkurangnya aliran darah ke jantung menyebabkan jantung berhenti berdetak, henti jantung bisa terjadi.

Bagi individu yang pernah terkena serangan jantung sebelumnya, risiko individu tersebut untuk mengalami henti jantung akan meningkat.

Baca juga: Kenali, Beragam Gejala Serangan Jantung

Sebesar 75 persen kematian akibat henti jantung terkait dengan serangan jantung sebelumnya.

Lalu, 80 persen kematian akibat henti jantung dikaitkan dengan penyakit jantung koroner.

Umumnya, henti jantung dapat terjadi pada individu setelah ia mengalami serangan jantung sekitar enam bulan sebelumnya.

Gagal jantung dan komplikasi kardiovaskular lainnya juga dapat meningkatkan risiko henti jantung.

3. Penanganan

Dalam kasus henti jantung, jantung harus dipompa kembali dalam beberapa menit menggunakan metode CPR atau perangkat defibrilator.

Peluang individu bertahan dari henti jantung akan menurun jika episode henti jantung berlangsung lama.

Apabila individu sudah mengalami henti jantung selama sekitar delapan menit dan 24 detik, peluang individu tersebut untuk bertahan hidup hanya 10 persen.

Mereka yang mengalami henti jantung namun segera memeroleh pertolongan memiliki kemungkinan untuk selamat dari insiden tersebut tiga kali lipat.

Setelah korban henti jantung berhasil diselamatkan, maka dokter akan mengidentifikasi dan mengurangi penyebab korban mengalami henti jantung.

Baca juga: Waspadai, 5 Faktor Pemicu Serangan Jantung yang Jarang Disadari

Pasien yang berisiko tinggi terkena henti jantung biasanya dilengkapi implan cardioverter-defibrillator (ICD), perangkat yang mengembalikan ritme detak jantung menjadi normal.

Di sisi lain, perawatan untuk pasien serangan jantung tergantung pada posisi dan ukuran penyumbatan.

Terkadang penyumbatan bisa dibersihkan dengan terapi trombolitik menggunakan obat-obatan untuk memecah gumpalan.

Pasien yang mengalami serangan jantung juga dapat diberikan perangkat medis (stent) yang ditempatkan menggunakan kateter dan menopang arteri terbuka, untuk memastikan aliran darah menuju jantung.

Setelah penyumbatan diobati, banyak pasien serangan jantung diberi resep obat untuk mengurangi kolesterol atau mencegah pembekuan.

Dokter juga akan merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti mengurangi makanan berlemak dan berolahraga secara teratur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com