Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2021, 06:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit jantung terdiri dari berbagai jenis, seperti serangan jantung (heart attack) dan henti jantung (cardiac arrest).

Kedua penyakit ini sama-sama menimbulkan akibat yang fatal, namun kondisi setiap penyakit tersebut berbeda.

Kita perlu memahami gejala, penyebab, dan faktor risiko terkait henti jantung dan serangan jantung agar bisa mendapatkan bantuan dan penanganan yang tepat.

Baca juga: Ketahui 5 Tanda Serangan Jantung Ringan

1. Henti jantung lebih berbahaya

Henti jantung adalah kondisi di mana jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh karena tidak berdetak secara efektif.

Individu yang mengalami henti jantung akan kehilangan kesadaran dalam hitungan detik, dan bisa meninggal dunia jika tidak segera ditangani dalam beberapa menit.

Faktanya, henti jantung berakibat fatal lebih dari 89 persen dibandingkan serangan jantung.

Di saat darah tidak mengalir ke seluruh tubuh, organ lain kekurangan oksigen.

Hal ini bisa sangat membahayakan otak, dan cedera neurologis sering terjadi pada mereka yang selamat dari henti jantung.

Sementara itu, serangan jantung merupakan penyumbatan di arteri yang mencegah darah mengalir ke jantung, dan memicu kerusakan pada otot.

Gejala serangan jantung termasuk nyeri dada dan sesak yang dapat menyebar melalui leher, rahang, dan bahu kiri.

Baca juga: Mungkinkah Terkena Serangan Jantung Setelah Pasang Ring?

Serangan jantung bisa disertai mual, pusing, sesak napas, dan berkeringat, tetapi jarang mengakibatkan seseorang pingsan seperti gagal jantung.

Sekitar 20 persen kasus serangan jantung tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Serangan jantung besar (major heart attack) akan membuat arteri tersumbat, dan memerlukan perawatan segera.

Serangan jantung yang parah bahkan dapat memicu henti jantung, atau gagal jantung (kondisi di mana jantung gagal memberikan darah ke tubuh, namun tidak sepenuhnya berhenti berdetak).

2. Terdapat berbagai faktor risiko dan gejala

Menurut Emily Zeitler, MD, ahli jantung di Dartmouth-Hitchcock Medical Center, henti jantung terjadi ketika denyut listrik (electric pulse) yang mengontrol detak jantung mengalami kerusakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com