Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juara Olimpiade Sebut Inovasi Sepatu Lari Berteknologi Rusak Kredibilitas Atlet

Kompas.com - 21/08/2021, 11:36 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Pelari gawang asal Norwegia, Karsten Warholm merasa inovasi sepatu berteknologi merusak kredibilitas atlet.

Setelah memenangi medali emas untuk lari gawang 400 meter putra di Olimpiade Tokyo, Warholm sempat mengkritik sepatu Nike.

Alas kaki yang dimaksud adalah sepatu bersol tebal yang dipakai atlet Amerika Serikat, Rai Benjamin yang berada di posisi kedua.

Baca juga: Nama Karsten Warholm pada Sepatu Puma UltraRide, Apa Istimewanya?

Warholm mengatakan sepatu tersebut tak ubahnya seperti "trampolin" yang memberikan efek lontar kepada pelari.

Dengan demikian, teknologi semacam itu bisa mengurangi kredibilitas atlet yang menggondol gelar juara.

Belum lagi, komposisi pelat karbon dalam alas kaki yang super ringan amat mampu meningkatkan kinerja dari pemakainya.

"Apa yang saya katakan dalam beberapa hal mungkin bisa disalahpahami, karena saya  memberikan komentar yang 'meledak' setelah pertandingan, dan itu sama sekali bukan rencana saya," kata dia.

“Sejujurnya saya masih belum tahu apakah sepatunya (Nike) adalah yang terbaik. Sepatu saya pun (Puma) mungkin sama bagusnya, tapi bukan itu masalahnya."

"Saya belum melakukan riset lebih lanjut tentang semua itu," sambung dia.

Tetapi, menurut Warholm, ketika seorang atlet mampu melakukan kinerja yang hebat, saat ini akan muncul pertanyaan apakah itu berkat sepatu?

Dalam bagian itu, kredibilitas atlet atas prestasi yang diraihnya pun menjadi pertanyakan.

Baca juga: Puma dan Adidas Diledek Atlet Judo Peraih Medali Olimpiade

Banyak atlet memakai sepatu super ringan yang berisi pelat kaku dan busa unik yang memberikan sensasi pendorong di setiap langkah.

Bahkan, dia juga menyebut sepatu Nike milik Benjamin seperti "doping mekanik", dan mungkin patut dirasa tidak menghargai sportivitas dalam olahraga.

Namun, bagaimana pun, para pendukung tetap memuji teknologi itu sebagai kemajuan revolusioner.

"Saya tidak ingin para penonton di rumah merasa dibodohi atau ditipu. Saya hanya ingin ada kredibilitas," ujar Warholm.

"Mudah-mudahan ada yang melakukan penelitian, dan mudah-mudahan World Athletics ada di sana untuk melindungi atlet maupun penonton," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com