Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mudah Penuhi Nutrisi Balita dengan Pedoman Isi Piringku

Kompas.com - 22/08/2021, 11:14 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Agar anak tumbuh sehat dan mencapai potensi tinggi badannya, diperlukan status gizi yang baik dari usia dini, bahkan sejak dalam kandungan. Untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang, orangtua bisa mengikuti pedoman Isi Piringku.

Konsep Isi Piringku digagas oleh Kementrian Kesehatan RI sebagai pengganti pedoman 4 Sehat 5 Sempurna.

Menurut dr.Nurul Rata Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK, Isi Piringku juga bisa menjadi panduan untuk mencegah gizi buruk atau pun stunting pada balita.

“Untuk mencegah stunting, Ibu bisa melakukan langkah-langkah pencegahan, di antaranya menjalankan rekomendasi Isi Piringku, yakni dalam 1 piring makan harus tersedia lengkap, mulai dari makanan pokok, lauk-pauk, dan sayur atau buah-buahan,” kata Nurul dalam acara IG Live yang digelar oleh akun @Ibu2Canggih dan Danone (20/8/2021).

Komposisi Isi Piringku terdiri dari makanan pokok (? dari piring) dan sayur (? piring), serta sisanya adalah lauk-pauk dan buah-buahan. Khusus untuk anak balita, porsi lauk pauk harus lebih banyak dari sayur dan buah.

Baca juga: Cegah Stunting, Orangtua Perlu Rutin Timbang Berat Badan Anak

“Makanan pokok termasuk nasi, kentang, ubi, jagung, dan lain-lain. Jadi kalau anaknya bosan makan nasi, tidak apa-apa diganti dengan kentang atau jagung, misalnya,” kata Nurul.

Dia mencontohkan menu makanan untuk anak berusia 1.5 tahun sesuai pedoman Isi Piringku.

“Bayangkan satu bulatan piring, kita bisa mengisinya dengan nasi lembek sekitar 6 sendok makan, lalu lauk satu potong atau sekitar setengah telapak tangan. Itu sekitar 4-7 gram protein. Jenis lauknya apa saja boleh, misalnya suwiran ayam ditumis, daging dipotong dadu kecil-kecil dibuat sup, atau telur,” katanya.

Sementara itu ibu bisa memperkenalkan sayur berkuah, seperti bening bayam. Sedangkan buah-buahan bisa untuk makanan selingan atau camilan.

Nurul merekomendasikan buah-buahan dipotong kecil untuk merangsang anak mengunyah.

“Sebaiknya ada jeda antara waktu makan dan camilan sekitar 3 jam agar tidak terlalu kenyang,” katanya.

Selain memberikan makanan yang bernutrisi, Nurul mengingatkan pentingnya membawa anak ke Posyandu atau dokter untuk memantau berat badan dan tinggi badannya secara berkala.

“Jangan lupa ikut imunisasi dasar agar anak tak gampang sakit,” imbuhnya.

Baca juga: Cegah Stunting, Protein Hewani Harus Ada dalam MPASI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com