Temuan studi yang dimuat dalam Annals of the New York Academy of Sciences mengungkap, rendahnya kadar vitamin D di dalam tubuh juga dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi pernapasan akut.
Jika kita tidak mengonsumsi ikan, artinya kita kehilangan satu-satunya sumber alami vitamin D.
"Asupan EPA dan DHA juga sebaiknya memadai," sebut Brown.
"Mengingat ikan adalah salah satu sumber utama EPA dan DHA, asupan EPA dan DHA rendah dapat menghasilkan rasio omega-6 yang lebih tinggi daripada omega-3," tambah Brown.
Baca juga: Ingin Anak Punya IQ Tinggi dan Tidur Lelap? Beri Dia Makan Ikan
Rasio omega-6 yang lebih tinggi dikaitkan dengan peradangan sistemik, serta penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan masalah autoimun.
Bisakah nutrisi pada ikan didapat dari makanan lain?
Jika kita melewatkan ikan, masih banyak makanan lain yang tinggi protein.
Namun, asam lemak EPA dan DHA hanya ditemukan di dalam ikan.
Seperti yang sudah disinggung di atas, alfa-linoleat (ALA) yang ditemukan pada makanan nabati bisa diubah menjadi asam lemak esensial, namun jumlahnya tidak maksimal.
"Bagi individu yang vegetarian, vegan atau tidak makan makanan laut, saya sarankan suplemen omega-3 non-ikan yang terbuat dari rumput laut atau ganggang," sebut Brown.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.