Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Aman Bahan Tambahan Pangan Buatan bagi Tubuh?

Kompas.com - 24/08/2021, 07:43 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Healthline

Juga, penggunaan bahan tambahan pangan buatan dipilih oleh produsen makanan karena biayanya relatif lebih murah daripada bahan tambahan pangan alami.

Baca juga: Ketahui, Bahaya Terlalu Banyak Makanan Tinggi Gula Saat Isoman

Efek mengonsumsi bahan tambahan pangan buatan

Ada sedikit bukti yang menunjukkan konsumsi bahan tambahan pangan buatan dalam jangka panjang bisa menimbulkan masalah kesehatan.

- Penyakit usus

Konsumsi bahan tambahan pangan buatan sering dikaitkan dengan peningkatan gangguan usus seperti sindrom iritasi usus besar, penyakit Crohn, dan dysbiosis (jumlah mikroorganisme dalam saluran pencernaan manusia yang tidak seimbang).

Beberapa penelitian terdahulu pada tikus menunjukkan konsumsi pemanis buatan dapat menurunkan keragaman bakteri usus dan memicu masalah pencernaan.

Baca juga: Jenis-jenis Diet Terbaik dan Terburuk untuk Kesehatan Usus, Apa Saja?

Akan tetapi, tidak ada penelitian yang langsung mengungkap kaitan antara bahan tambahan pangan buatan dengan masalah kesehatan usus pada manusia.

Satu hal yang perlu digarisbawahi, mikrobioma manusia berbeda dari hewan. Oleh karena itu, proses metabolisme pemanis buatan pada tubuh tikus tentu tidak sama dengan manusia.

Di samping itu, sebagian besar penelitian yang dilakukan menggunakan dosis pemanis buatan yang jauh lebih tinggi daripada dosis rata-rata yang dikonsumsi manusia.

Perlu ada studi lebih lanjut untuk memahami efek bahan tambahan pangan buatan pada kesehatan manusia.

Baca juga: Agar Terhindar dari Kanker Usus Besar, Lakukan 6 Hal Ini

- Berat badan naik

Pemanis buatan tidak mengandung kalori namun memberikan rasa manis pada makanan dan minuman. Varietas populer dari pemanis buatan meliputi aspartam, acesulfame K, sakarin, dan sucralose.

Meski tidak mengandung kalori, diperkirakan pemanis buatan bisa menyebabkan penambahan berat badan dengan mengubah mikrobioma usus yang memicu perubahan metabolisme dan regulasi hormon.

Hanya saja, sebagian besar pemanis buatan tidak mencapai usus bagian bawah di mana mikrobioma usus berada. Maka dari itu, pemanis buatan tidak mungkin dapat mengubah mikrobioma usus.

Belum ada pula penelitian yang membuktikan pemanis buatan dapat menyebabkan berat badan naik.

Sebuah penelitian tidak menemukan perbedaan dalam koloni bakteri usus ketika manusia mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah normal.

Sejumlah ahli berpendapat pemanis buatan tidak memicu sinyal pelepasan hormon pengatur rasa lapar seperti gula, sehingga pemanis buatan bisa meningkatkan rasa lapar seseorang.

Pada banyak kasus, berbagai faktor seperti total asupan makanan, riwayat diet, dan aktivitas fisik juga dapat memengaruhi penambahan atau penurunan berat badan.

Baca juga: Mengkaji Aman Tidaknya Sakarin, Si Pemanis Buatan dalam Makanan

- Pemicu kanker

Beberapa bahan tambahan pangan buatan dikaitkan dengan risiko kanker tertentu yang lebih tinggi.

Pola makan tinggi nitrit dan nitrat yang biasa ditemukan pada daging olahan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal.

Pada 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogenik (zat pemicu kanker) bagi manusia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com