Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/08/2021, 14:49 WIB
Intan Pitaloka,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Fatherly

KOMPAS.com – Setiap orang tentu tidak luput dari kesalahan. Entah yang dilakukan terhadap pasangan, teman, atau pun keluarga.

Dari kesalahan tersebut, tidak dapat dipungkiri, kita perlu untuk menyampaikan penyesalan  dengan permintaan maaf.

Perlu diketahui, permintaan maaf juga tidak bisa sekedar "maaf ya". Sebab, bisa jadi ini akan menjadi sangat menyebalkan bagi orang yang menerima permintaan maaf tersebut.

Baca juga: Begini Caranya Minta Maaf pada Orang yang Pernah Disakiti di Masa Lalu

Lalu, seharusnya permintaan maaf seperti apa yang perlu dilakukan?

Roy Lewicki, profesor emeritus manajemen dan sumber daya manusia di Fisher College of Business Ohio State University, Amerika Serikat menyampaikan pandangannya. 

Dia mengatakan, ada struktur naratif yang harus diikuti oleh setiap permintaan maaf yang baik.

Sebagai pakar negosiasi, Lewicki menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meneliti tentang permintaan maaf.

Seperti narasi apa pun, ia menyadari, hal ini harus berdasarkan pada struktur tertentu. Karena itu, dia membagi permintaan maaf yang sempurna menjadi enam komponen:

1. Ungkapan penyesalan

Untuk memulai permintaan maaf, kita tentu perlu memberi tahu orang tersebut bahwa kita menyesal atas apa yang telah terjadi.

Sangat penting untuk melakukan bagian ini dengan benar, karena ini akan mengatur nada untuk semua hal yang mengikutinya.

Nada sangat penting. Jika kita terdengar tidak tulus, sarkastik, atau bahkan kesal, maka apa pun yang kita katakan akan terdengar hampa.

“Apa yang dilakukan ini dari sudut pandang pembicara adalah mencoba untuk mengungkapkan betapa menyesalnya kita atas pelanggaran tersebut,” kata Lewicki.

“Di sinilah nada bisa membuat perbedaan. kita dapat mengatakan, 'Saya benar-benar minta maaf,' dan mengomunikasikan beberapa emosi di dalamnya."

Baca juga: 3 Hal yang Buat Permintaan Maaf Anda Terdengar Palsu

2. Penjelasan tentang apa yang salah

Di sinilah kita memiliki kesempatan untuk menjelaskan pemikiran, dan memberi tahu pasangan atau siapa pun itu bahwa ada alasan di balik kesalahan yang kita buat.

Ini bisa sangat membantu agar orang tersebut melihat niat di balik tindakan kita dan mungkin mengubah perspektif dia, tentang mengapa dia kesal.

Jika awalnya dia berpikir kita melakukan sesuatu yang salah karena kita ceroboh atau tidak peduli, tetapi kemudian setelah mendengar alasan yang sebenarnya di balik kesalahan tersebut, maka dia bisa luluh.

“Ini dapat membantu pihak lain memahami bagaimana ini terjadi dengan cara di mana dia dapat memahami bahwa itu adalah kekeliruan atau kesalahan,” kata Lewicki.

“Ini adalah upaya untuk menempatkan dia pada posisi kita untuk memahami bagaimana dan mengapa itu terjadi.”

3. Pengakuan tanggung jawab

Ini adalah hal yang sulit dilakukan oleh sebagian orang, karena ini mengharuskan dia untuk keluar dari ego dan pertahanan sendiri dan menyerah.

Jika kita melakukan sesuatu yang salah, kita harus mengakuinya. Ini adalah kuncinya, karena ini dapat memberi sinyal kepada dia bahwa kita menyadari tindakan tersebut.

Perlu diingat, tidak meminta maaf atau mengalihkan kesalahan hanya akan memperburuk keadaan.

Lewicki menyarankan kita untuk mengakui dan bertanggung jawab atas semua tindakan yang telah dilakukan.

4. Pernyataan tobat

Di sinilah ketulusan benar-benar berperan. Kita harus melangkah dan berjanji, apa pun yang terjadi tidak akan pernah terjadi lagi. Ini adalah janji untuk tidak mengulangi kesalahan kita.

“Dalam studi kedua yang kami lakukan ternyata ini menjadi elemen yang paling penting."

"Di mana kita mengatakan, 'Saya menyesal ini terjadi. Saya telah mempelajari ini semua',” kata Lewicki.

“Tetapi jika kita membuat janji, maka kita sebaiknya tidak melakukannya lagi. Anak-anak terkenal karena ini."

Baca juga: Arti Sebuah Kata Maaf bagi Wanita

"Bocah biasanya berjanji tidak akan melakukan, dan kemudian 10 menit kemudian mereka melakukannya lagi," sebut dia.

"Tetapi, jika kita yang melakukan itu, maka permintaan maaf selanjutnya akan kehilangan kredibilitas,” ujar dia lagi.

5. Penawaran untuk memperbaiki

Kita tidak hanya memberi tahu pasangan bahwa kita menyesal, tetapi ada baiknya kita menyusun rencana untuk memperbaiki keadaan dalam jangka panjang. 

"Jika ada kesalahan nyata yang kita buat, maka tawarkan untuk memperbaikinya."

"Namun, jika kesalahan tersebut terkait dengan emosional, kita bisa memberikan mawar, cokelat, atau apa pun yang dia suka yang mungkin bisa membantu," kata Lewicki.

“Saya serius tentang itu. Tawaran tanda pertobatan yang berada di atas dan di luar kata-kata seringkali cukup simbolis.”

6. Permintaan pengampunan

Menariknya, penelitian Lewicki menandai ini sebagai elemen yang paling tidak penting dalam permintaan maaf.

Asalkan kita melakukan lima lainnya, yang satu ini seharusnya hanya sebagai formalitas.

“Di sinilah tingkat keparahan pelanggaran terjadi,” kata Lewicki.

“Maksud saya, jika kita berjanji untuk membawa pulang pizza untuk makan malam dan lupa, itu berbeda dengan jika pasangan menemukan bahwa kita telah berselingkuh dengan wanita lain."

"Tetapi jika pelanggaran dapat diperbaiki dan pelanggar menunjukkan niat yang nyata untuk tidak mengulangi, maka kemungkinan besar ini akan membangun kembali kepercayaan mendasar."

"Meski, hal itu akan memakan waktu dan tidak segera muncul kembali,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Fatherly
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com