Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelecehan Seksual di Ruang Publik Tetap Terjadi Selama Pandemi

Kompas.com - 25/08/2021, 16:51 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Masyarakat masih rentan menjadi korban pelecehan seksual di ruang publik, bahkan di masa pandemi.

Menurut survei global yang dilakukan oleh L’Oreal Paris bekerja sama dengan IPSOS di bulan Januari 2021, 1 dari 3 perempuan masih mengalami pelecehan seksual di ruang publik selama pandemi.

Sementara itu, di Indonesia sendiri, menurut data Komnas Perempuan, hingga 3 Juli 2021 terdapat 1.902 kasus.

Pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah selama pandemic membuat aktivitas masyarakat berpindah tempat. Media sosial menjadi ruang publik dan memungkinkan terjadinya pelecehan seksual.

Menurut data lembaga nonprofit Plan International 2020, terdapat 56 persen anak perempuan dan remaja perempuan pernah mengalami atau menyaksikan pelecehan seksual di ranah daring.

Baca juga: Cara Tepat Tanamkan Pemikiran Anti Kekerasan Seksual pada Anak

Menurut Brand General Manager L’Oreal Paris Indonesia, Maria Adina, pekerja esensial seperti tenaga kesehatan dan kasir juga rentan menjadi korban pelecehan seksual.

Karena itu L’Oreal Paris bermitra dengan Hollaback Jakarta dan Alfamart untuk melawan pelecehan seksual di ruang publik lewat pelatihan 5D.

“Kami ingin melatih banyak orang untuk melakukan sesuatu untuk mencegah sesuatu semakin buruk. Pelecehan seksual sering dianggap isu yang remeh tapi berimpah secara negatif pada self worth seorang wanita,” kata Maria dalam diskusi virtual (23/8/2021).

Dalam program itu sebanyak 30.000 karyawan Alfamart di seluruh Indonesia mendapat pelatihan 5D, yakni Dialihkan, Dilaporkan, Dokumentasikan, Ditegur, dan Ditenangkan.

Metode intervensi ini terbukti efektif, praktis, dan aman untuk diterapkan, baik oleh korban atau bystander (yang menyaksikan pelecehan seksual).

Baca juga: Perempuan Pekerja, Kenali dan Sadarilah Bentuk Pelecehan Seksual

Menurut Co-Director Hollaback Jakarta, Anindya Restuviani, selama ini banyak yang mengira kekerasan seksual hanyalah fisik saja, padahal bisa juga dalam bentuk verbal.

“Lewat pelatihan dan pengertian, banyak yang baru paham, ternyata pernah melakukan atau mengalami. Dengan metode 5D, semua orang bisa berperan melawan pelecehan di runag publik yang terstandar dan aman,” kata Anindya dalam acara yang sama.

President Director PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart), Hans Prawira mengatakan, pelatihan 5D sangat bermanfaat sebagai bekal bagi karyawannya, terutama petugas kasir, agar bisa bereaksi dengan tepat jika dihadapkan dengan situasi pelecehan seksual.

“Alfamart memiliki karyawan 130 orang dan 30 persennya perempuan yang bekerja di toko. Kami ingin toko kami yang merupakan ruang public menjadi tempat yang aman dan nyaman, tidak cuma bagi pengunjung tapi juga karyawan,” kata Hans.

Baca juga: Orang Dekat Jadi Korban Pelecehan Seksual, Bagaimana Menanggapinya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com