Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mampir ke Kampung “Paletok”, Cibaduyut Mini di Bandung Selatan

Kompas.com - 25/08/2021, 21:00 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Satu home industry memiliki sekitar 30 perajin. Para perajin ini tidak semuanya bekerja di bengkel sepatu.

Sebagian warga membawa pulang pekerjaannya. Seperti penjahit upper. Biasanya, mereka datang ke bengkel untuk mengambil bahan baku.

Lalu mereka pulang dan mengerjakan di rumahnya. Setelah selesai, baru mereka kembali ke bengkel dan menerima bayaran.

Pepep pun tidak langsung memulai bisnis. Setelah lulus SMK, ia mengadu nasib di Jakarta, menjadi buruh di salah satu pabrik sepatu.

Beberapa tahun kemudian, ia pulang ke kampung, dan barulah membuat industri rumahan pembuatan sepatu.

Ia mengerjakan berbagai jenis sepatu. Termasuk merek sepatu nasional yang wara-wiri masuk ke mal bergengsi dengan harga yang tinggi, ada yang hasil keterampilan tangannya.

“Saya punya perajin 25 yang bekerja di bengkel, sedangkan lima orang yang bekerja dari rumah."

"Saat ini kami sering mengerjakan produk sandal (Korea) yang lagi tren,” ucap dia.

Beberapa merek lokal menggunakan jasa yang sama, salah satunya Sixtynine Project. "Untuk merek lokal tersebut saya, produksinya mencapai 1.000 pasang per minggu," kata dia.

Baca juga: Mengenal Gally Rangga, Pengusaha Sukses yang Pernah Tidur di Jalan

Pepep mengaku, selama pandemi Covid-19 tidak ada pengurangan order. Malah ia merasakan order terus meningkat.

Pantauan Kompas.com, kondisi Kampung Paletok ini jauh berbeda dengan Cibaduyut. Dari luar, Kampung Paletok ini tidak terlihat seperti home industry.

Sekilas yang terlihat hanya rumah-rumah di pedesaan yang diapit bukit, pesawahan, dengan udara dingin khas pegunungan Ciwidey, Bandung.

Namun begitu masuk ke dalam rumah, kesibukan bengkel sepatu sangat terasa. Mulai dari tumbuhan bahan baku, mesin jahit, dan peralatan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com