Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusakan Tulang Belakang hingga Maut, akibat Gaya Hidup "Mager"

Kompas.com - 26/08/2021, 06:37 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Padatnya tugas kantor meski bekerja dari rumah, seolah "memaksa" kita untuk terus menerus duduk menghadap layar komputer.

Jika kita tidak bangun dari kursi dan sesekali meregangkan tubuh, aktivitas tersebut bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.

Masalah yang akan timbul akibat kita duduk terlalu lama dan jarang bergerak adalah obesitas, serta masalah persendian di area punggung, leher, dan tulang belakang.

Baca juga: 11 Cara Menjaga Tulang Belakang Tetap Sehat hingga Tua

Para ahli mengatakan, penerapan gaya hidup "mager" (malas bergerak) bisa memicu kualitas hidup yang buruk, serta meningkatkan angka kematian.

Memahami inactive lifestyle atau gaya hidup tidak aktif

Heart Research Institute (HRI) merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan aktivitas fisik intensitas sedang sekitar 150 menit, atau aktivitas fisik intensitas tinggi selama 75 menit per minggu.

Di sela-sela aktivitas tersebut, HRI juga menyarankan untuk menambahkan latihan penguatan otot selama dua hari atau lebih.

Individu yang tidak menjalani aktivitas fisik yang dianjurkan dianggap "tidak aktif", sebab mereka kurang berolahraga dan bergerak.

Menurut HRI, tubuh dan sistem yang terdapat pada tubuh seperti jantung dan sistem kardiovaskular dirancang untuk bekerja lebih efektif saat tubuh kita aktif.

Sementara itu, gaya hidup yang tidak aktif membuat jumlah kalori yang terbakar menjadi lebih sedikit, sehingga menyebabkan kenaikan berat badan.

"Gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat meningkatkan peluang dua kali lipat untuk menderita penyakit kardiovaskular, obesitas, hipertensi, ketidakseimbangan hormon."

Demikian penjelasan Dr Rakesh Nair, konsultan ahli bedah lutut di Zen Multispeciality Hospital, Mumbai, India.

Baca juga: Rentan Alami Penuaan, Berikut 4 Cara Jaga Kesehatan Tulang Belakang

"Selain itu, juga ada risiko metabolisme yang lamban, memburuknya sirkulasi darah, kanker usus besar, dan peradangan karena orang cenderung menghabiskan waktu berjam-jam untuk bersantai."

"Di saat itulah obesitas menyerang dan bisa memicu masalah kesehatan lain seperti sleep apnea, nyeri sendi, bahkan stroke," lanjut dia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan sekitar 60-85 persen orang di dunia di negara maju maupun negara berkembang menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak seperti ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com