Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poin Penting Saat Mengurangi Berat Badan, kata Ahli Diet

Kompas.com - 26/08/2021, 07:03 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

"Penelitian mendukung manfaat nutrisi dari makanan nabati untuk menurunkan berat badan, mencegah penyakit, dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh," terang Hopsegger.

Apa pun pola makan kita --vegetarian, paleo, atau diet tinggi lemak, kita tetap harus memasukkan makanan nabati dalam diet.

Contoh makanan nabati antara lain sayuran hijau, brokoli, kangkung, mentimun, serta buah apel, beri, dan pir.

"Makanan nabati mengandung berbagai vitamin, mineral, dan fitonutrien yang mendukung sel-sel tubuh dan mengurangi peradangan," ucapnya.

Serat dan air yang terkandung dalam makanan nabati membuat kita kenyang lebih lama.

Baca juga: Pahami, 3 Cara Diet Nabati Turunkan Berat Badan dengan Sehat

5. Tidak memberikan label "baik" dan "buruk" pada makanan

Melabeli satu makanan sebagai makanan "baik", dan makanan lain sebagai makanan "buruk" akan membuat kita terpaku pada makanan yang kita anggap buruk.

Lebih baik fokus memilih porsi makanan sehat yang tepat, Hopsegger mengingatkan.

"Jika hal itu dipadukan dengan rutinitas olahraga, kita dapat menurunkan berat badan jangka panjang."

"Hasilnya, kita bisa menikmati makanan 'terlarang' sesekali tanpa merasa bersalah atau dendam," jelas wanita itu.

Lebih lanjut menurut Hopsegger, dalam mengasuh anak agar mau mengonsumsi makanan yang sehat, jangan memberi anak daftar makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.

Sebagai gantinya, berikan pemahaman pada anak mengenai makanan mana yang lebih baik dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh mereka secara lebih efektif.

"Perasaan bersalah karena makan makanan terlarang bisa menjadi emosi yang tidak sehat di masa kanak-kanak, remaja, bahkan dewasa," imbuhnya.

Baca juga: 6 Trik agar Anak-anak Mau Santap Makanan Sehat

6. Memerhatikan konsumsi kalori

"Jika pola makan kita sebagian besar terdiri dari gula, lemak jenuh dan garam, kita akan makin ingin mengonsumsi makanan berkalori tinggi dengan sedikit  gizi," kata Hopsegger.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com