Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/08/2021, 07:25 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Lebih lanjut kata Rony, jangan lupa mengukur denyut jantung maksimal untuk mengetahui seberapa lama kita boleh berolahraga.

"Hindari olahraga yang sifatnya non-kardio seperti angkat beban. Jangan berolahraga dengan intensitas berat dan long duration," katanya.

Baca juga: 8 Olahraga untuk Jantung yang Mudah Dilakukan

Primaya Hospital rayakan ulang tahun ke-15

Adapun webinar "Stay At Home: Jantung Sehat, Badan Bugar" diadakan Primaya Hospital dalam rangka merayakan ulang tahun rumah sakit tersebut yang ke-15.

Sejak didirikan pada 2006, Primaya Hospital terus berkembang dan saat ini sudah ada 14 rumah sakit Primaya Hospital di Indonesia.

Primaya Hospital berfokus pada empat layanan kesehatan, salah satunya jantung dan pembuluh darah.

"Layanan jantung kita dibantu dokter spesialis yang kompeten, mereka saling bertukar pikiran sehingga bisa meningkatkan skill masing-masing."

Demikian penjelasan Leona A Karnali, CEO Primaya Hospital kepada Kompas.com.

"Kita memiliki fasilitas pemeriksaan jantung seperti alat EKG hingga Echo. Ada juga alat yang lebih canggih untuk melihat kelainan pada irama jantung."

"Untuk proses tindakan, kita memiliki enam laboratorium termasuk alat intravascular ultrasound yang fungsinya mengecek plak atau penyumbatan di pembuluh darah," terang Leona.

Primaya Hospital juga mengutamakan keamanan dan kenyamanan pasien agar tidak perlu takut berkunjung ke rumah sakit meski dalam situasi pandemi.

"Pertama kita jaga tenaga kesehatannya dulu. Kita memperkuat tenaga kesehatan dengan memberlakukan protokol kesehatan, baik di dalam gedung maupun di luar gedung," ucap dia.

Setiap karyawan, tambah Leona, juga sudah divaksinasi sesuai arahan dari pemerintah.

"Tidak lupa kita berikan asupan gizi yang mencukupi kepada karyawan, serta membekali alat pelindung diri, dukungan moral, dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan karyawan terkait Covid-19."

Juga, Primaya Hospital mewajibkan setiap pasien yang datang ke rumah sakit untuk memakai masker, dan kacamata atau face shield guna mencegah paparan virus corona.

"Dari mulai pasien masuk kita sudah melakukan screening. Jika pasien tampak memiliki gejala Covid-19, kami bawa ke hyper clinic di luar bangunan utama rumah sakit untuk diperiksa terlebih dulu," ujarnya.

"Di dalam rumah sakit kita juga melakukan pemisahan alur, screening pasien yang memerlukan tindakan dan perawatan."

Jumlah pengunjung di Primaya Hospital juga dibatasi dengan sistem yang bernama system appointment.

"Terkadang pasien suka menunggu lama karena datangnya terlalu awal. Tujuan kita bikin system appointment untuk mengurangi traffic di rumah sakit," kata wanita itu.

Di samping berfokus pada layanan di rumah sakit, Primaya Hospital menghadirkan aplikasi homecare dan layanan telemedicine untuk memudahkan pasien berkonsultasi dengan dokter Primaya Hospital.

Bahkan, rumah sakit ini juga memberikan layanan ambulans datang ke rumah untuk membawa pasien penyakit jantung.

"Untuk layanan ambulans, masyarakat bisa buka website resmi Primaya Hospital dan menghubungi call center yang tertera di website kita."

"Karena kita ada 14 rumah sakit, nantinya kita berkoordinasi dengan Primaya Hospital yang terdekat dari tempat tinggal pasien," terang Leona.

"Kita akan terus mengikuti perkembangan zaman. Digital health, lewat apps dan telemedicine sudah kita lakukan, dan kita sudah mulai ke arah teknologi artificial intelligence," paparnya.

"Harapan ke depannya, kita ingin dikenal masyarakat dunia, tidak hanya di Indonesia. Serta berfokus mengikuti zaman dan meningkatkan mutu pelayanan medis kepada pasien."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com