Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Deddy Corbuzier, Jangan Tunda Dapat Vaksin Covid-19

Kompas.com - 26/08/2021, 11:40 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Presenter Deddy Corbuzier belum laman ini mengabarkan dirinya sempat mengalami masa kritis badai sitokein akibat terinfeksi Covid-19. Akibat kondisi tersebut, mantan mentalis itu sempat menghilang selama beberapa waktu.

Kepada Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin dalam episode podcast terbarunya, Deddy mengaku dirinya menyesal karena menunda mendapatkan vaksin Covis-19.

"Saya hampir mati gara-gara pak Budi lho pak, beneran lho pak saya bisa ngomong gitu lho pak," ujar Deddy seperti dikutip Kompas.com dari podcast berjudul "Ya Saya Jujur Tidak Vaksin?? Ayo Kita Debat?? Budi Sadikin", Rabu (25/08/2021).

"Gara-gara saya pada saat itu membantu Menkes pawai vaksin untuk manula, jadi saya belum divaksin."

Mendengar hal itu, Menkes Budi kaget bahwa Deddy ternyata belum mendapatkan vaksin.

Ternyata, alasan Deddy adalah karena tahu saat itu jumlah vaksin masih sedikit sehingga dia memilih mengutamakan orang yang dianggapnya kelompok rentan.

Namun, ayah satu anak itu akhirnya menyesali keputusannya karena harus melewati masa kritis di rumah sakit akibat belum mendapatkan vaksin Covid-19.

"Saya jadi berpikir bodoh atau gimana, karena pada saat itu memang saya tahu vaksin itu masih sedikit jumlahnya, saya tahu orangtua lebih butuh, ya saya enggak vaksin," ucap Deddy.

"Waktu kena badai sitokin (merasa) bodoh banget. Kenapa kemarin enggak minta (vaksin) aja," sambungnya.

Baca juga: Curhat ke Menkes, Deddy Corbuzier Menyesal Tunda Vaksin Covid-19

Pentingnya segera dapat vaksin

Kejadian yang dialami Deddy idealnya dapat dijadikan pelajaran bagi seluruh pihak tentang pentingnya segera mendapatkan vaksin Covid-19 untuk mencegah penularan Covid-19.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Dirga Sakti Rambe, MSC, SpPD menegaskan, hal terpenting saat ini adalah mengupayakan semakin banyak orang sesegera mungkin mendapatkan vaksin.

Saat ini ada beberapa merek vaksin di Indonesia, semuanya hingga saat ini masih terbukti efektif mencegah Covid-19 berat, termasuk mencegah kematian akibat Covid-19.

Oleh karena itu, masyarakat juga tak perlu memilih-milih merek vaksin dan segeralah mendapatkan vaksin ketika memiliki kesempatan.

"Vaksin yang paling baik adalah vaksin yang tersedia pada saat itu," ujarnya dalam Instagram Live bertajuk "Ini yang Harus Kamu Ketahui Soal Vaksinasi Covid-19" bersama Kementerian Kesehatan, Rabu.

Selain itu, antibodi yang terbentuk dari vaksin juga lebih baik daripada antibodi yang terbentuk setelah seseorang terinfeksi Covid-19.

Penelitian lainnya juga mengungkapkan bahwa antibodi yang terbentuk setelah seseorang terinfeksi Covid-19 akan turun setelah bulan ketiga.

Itulah mengapa orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 sekalipun tetap perlu mendapatkan vaksin.

"Sudah diteliti antibodi pada orang setelah vaksinasi dan pada orang setelah kena sakit Covid-19. Ternyata, antibodi karena vaksinasi lebih baik daripada setelah sakit."

"Itulah mengapa orang yang pernah kena Covid-19 dan sudah sembuh tetap perlu divaksin," tegasnya.

Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Kapan Boleh Divaksin?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com