KOMPAS.com - Dalam survei mengenai stres kerja Deloitte, 83 persen dari 1.000 responden mengatakan kelelahan kerja berdampak negatif pada hubungan pribadi mereka. Di antara orangtua, ibu bekerja cenderung lebih sering mengalami burnout daripada ayah.
Burnout merupakan suatu kondisi di mana seseorang merasa begitu stres dengan pekerjaannya.
Kita bisa merasa tidak berdaya untuk membantu ketika pasangan menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Padahal, dukungan kita sangat ia butuhkan.
Karena kelelahan dapat memburuk dan berubah menjadi depresi, sangat penting untuk bersikap proaktif tentang hal itu.
Para ahli mengatakan, burnout biasa terjadi dan tidak secara eksklusif terkait dengan pekerjaan. Ini memiliki banyak gejala yang sama dengan depresi, yang dapat membuatnya sulit untuk diidentifikasi.
Baca juga: 8 Cara Mengatasi Burnout, Tak Selalu Berhenti Kerja
“Kelelahan dan depresi keduanya ditandai oleh mood yang rendah, kelelahan dan kurangnya motivasi,” kata Catherine Hall, psikoterapis dan master pekerja sosial berlisensi.
“Satu-satunya perbedaan yang terlihat antara keduanya adalah penyebab dan obatnya. Kelelahan disebabkan oleh terlalu banyak pekerjaan dan kelelahan, sedangkan depresi memiliki berbagai pemicu.”
Mengidentifikasi dengan benar apakah pasangan mengalami kelelahan atau depresi tidaklah penting, yang terpenting adalah pasangan yang berjuang dengan kesehatan mentalnya perlu mendapat bantuan dan dukungan.
"Burnout biasanya ditandai dengan respon terhadap stres yang lebih tentang pelepasan, di mana orang tidak merasa terhubung dengan apa yang mereka lakukan, tidak melihat kegembiraan apa pun di dalamnya, dan merasa negatif tentang hal itu," kata Doreen Marshall, Ph.D., psikolog di Atlanta, Amerika Serikat.
Baca juga: Meditasi untuk Hilangkan Stres akibat Pandemi
Jika kita curiga pasangan kita sedang berjuang melawan burnout, kita bisa membantunya dengan beberapa cara berikut.
1. Pahami seperti apa burnout itu
Batasan yang tipis di semua bidang kehidupan, terutama pekerjaan, dapat menyebabkan perasaan demoralisasi, kelelahan, dan apatis. Apalagi jika pasangan atau kualraga tidak menghargai usahanya.
“Ini menciptakan perasaan kesepian dan ketidakberdayaan,” kata psikiater Leela R Magavi.
Burnout bermanifestasi secara berbeda tergantung pada orangnya, tetapi biasanya akan membuat seseorang mudah tersinggung dan marah.
Orang yang sedang burnout kemungkinan juga memiliki gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut atau otot, tekanan darah tinggi, bahkan kurang mampu menangkal infeksi karena sistem kekebalan yang berkurang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.