Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suplemen Herbal Penurun Berat Badan, Amankah Dikonsumsi?

Kompas.com - 27/08/2021, 08:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika berat badan tidak berkurang setelah berolahraga dan menjaga pola makan, kita mungkin akan memilih solusi yang instan.

Mengonsumsi obat atau suplemen herbal penurun berat badan, kerap menjadi pilihan.

Di luar sana, banyak produsen yang mengklaim suplemen herbal mampu menurunkan berat badan dan membuat tubuh langsing.

Padahal, efektivitas suplemen herbal dalam menurunkan berat badan masih perlu dibuktikan lebih lanjut. Efek samping suplemen tersebut juga belum diketahui pasti.

Baca juga: Ritual Pagi untuk Turunkan Berat Badan, Yuk Ditiru...

Dokter pengobatan obesitas Shweta Diwakar, MD, menjelaskan apa saja yang perlu diketahui mengenai suplemen herbal.

Mekanisme suplemen herbal dalam menurunkan berat badan

Menurut Diwakar, tidak ada banyak bukti yang menunjukkan cara kerja suplemen herbal penurun berat badan.

Suplemen herbal dinilai bisa menurunkan berat badan melalui:

- Penyerapan nutrisi

- Pengaturan nafsu makan

- Stimulasi pengeluaran energi

- Metabolisme lemak

- Penyerapan karbohidrat

"Sebagian besar suplemen herbal memiliki data terbatas atau tidak konsisten untuk mendukung keampuhan dan keamanan suplemen itu dalam penurunan berat badan jangka panjang," kata Diwakar.

"Suplemen herbal tidak dirancang untuk mengobati, mencegah, atau menyembuhkan penyakit, karena itu klaim suplemen yang bisa 'mengurangi rasa sakit' atau 'mengobati penyakit jantung' tidak terbukti."

"Klaim seperti ini hanya untuk obat-obatan yang dibuat secara ilmiah, bukan suplemen makanan," lanjut dia.

Baca juga: Pria Berbobot 118 Kg, Turunkan Berat Badan Jadi 74 Kg, Apa Usahanya?

Suplemen herbal tidak dijamin aman

"Suplemen herbal yang alami tidak selalu aman," kata Diwakar.

Faktanya, penggunaan suplemen makanan herbal berkaitan dengan peningkatan cedera pada organ hati.

Cedera hati akibat suplemen makanan herbal menyumbang sekitar 20 persen kasus kerusakan organ hati di Amerika Serikat.

Dari angka tersebut, bahan utama suplemen mencakup steroid anabolik dan ekstrak teh hijau.

"Harus diketahui, produk suplemen herbal dapat memiliki risiko," ujarnya.

Produsen suplemen herbal bukan ahli di bidang medis

Tak sedikit produsen suplemen herbal yang membuat klaim tidak berdasar terkait manfaat kesehatan dari suplemen herbal.

Perlu diingat, produsen atau penjual bukan ahli di bidang medis, sehingga untuk mengetahui tingkat keamanan suplemen herbal penurun berat badan, bicarakan dengan ahlinya, dalam hal ini dokter.

Apabila kita berniat mengonsumsi suplemen herbal untuk menurunkan berat badan, perhatikan poin-poin berikut:

Baca juga: Pria Berbobot 158 Kg Mampu Turunkan Berat Badan Jadi 74 Kg

- Tidak mengonsumsi suplemen herbal jika sedang hamil atau mengupayakan kehamilan.

- Hindari suplemen herbal saat kita sedang menyusui.

- Suplemen herbal tidak boleh diberikan kepada anak.

- Membeli produk suplemen herbal yang memiliki keterangan terkait bahan di kemasan.

- Tidak mengonsumsi suplemen herbal jika kita sedang menjalani pengobatan.

- Hindari suplemen herbal ketika kita mengonsumsi obat keras.

- Berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen herbal.

Apa saja yang biasa terkandung dalam obat herbal?

1. Efedrin

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com