Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Terlalu Lama Berjemur, Bisa Sebabkan Masalah Kulit

Kompas.com - 27/08/2021, 10:09 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Berjemur sangat dianjurkan agar tubuh kita mendapatkan vitamin D yang cukup. Vitamin D adalah salah satu vitamin yang dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh dan juga haik untuk tulang.

Meski begitu, terlalu lama berjemur matahari ternyata tidak baik untuk kulit.

"Dampak baiknya meningkatkan kadar D3 untuk imunitas tubuh dan baik untuk tulang, tapi buruk efeknya untuk kulit," kata Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari RS Pondok Indah - Puri Indah, dr Susie Rendra, SpKK FINSDV dalam webinar, Kamis (26/08/2021).

Salah satu masalah kulit yang mungkin dialami jika terlalu lama berjemur matahari adalah kulit terbakar matahari (sunburn). Sunburn cukup umum dialami oleh masyarakat. Ciri-ciri sunburn seperti kulit memerah, nyeri, panas, gatal, hingga pada beberapa pasien kulit menjadi kering, bersisik, dan sangat gatal.

Pada kasus berat, efek berjemur terlalu lama juga bisa menimbulkan lenting-lenting berair yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

Baca juga: Ini Waktu Berjemur yang Baik di Bawah Sinar Matahari

Pencegahan

Lalu, bagaimana cara agar berjemur matajari tak menyebabkan masalah kulit?

  • Menyesuaikan jam dan durasi berjemur

Hal ini sangat penting untuk dilakukan.

Jika hari ini mengalami kulit terbakar matahari, misalnya, maka hindari jam dan durasi berjemur yang sama di keesokan harinya.

"Kalau hari ini (berjemur) setengah jam kok lamgsung terbakar, besoknya kita harus sesuaikan waktunya."

"Jangan sampai hari ini berjemur 30 menit di jam 11.00 sampai 11.30 dan mengalami sunburn, besoknya melakukan hal yang sama," ucap Susie.

Durasi berjemur bisa cukup panjang jika dilakukan sekitar pukul 08.00-09.00. Sementara jika dilakukan di jam yang lebih siang, cobalah kurangi durasi misalnya hanya 5 menit.

"Kalau terik, jangan 15 menit. Itu nekat. Jadi harus lebih pendek (durasinya), misalnya 5 menit," tuturnya.

Berjemur juga tak perlu dilakukan setiap hari. Menurut Susie, berjemur tiga kali seminggu pada durasi dan jam yang tepat dianggap sudah cukup.

Baca juga: Berjemur atau Minum Suplemen Vitamin D, Mana Lebih Baik?

  • Pantau indeks UV

Kapan waktu terbaik untuk berjemur?

Susie menyarankan untuk melakukan pengukuran indeks ultraviolet (UV) sebelum berjemur menggunakan aplikasi ponsel pintar. Sebab, paparan sinar matahari bisa berbeda setiap harinya.

Biasanya, kata dia, indeks UV yang aman untuk berjemur berkisar antara 5-6 dan dilakukan sekitar 15 menit.

  • Gunakan tabir surya di area tertentu

Beberapa orang tidak ingin mendapatkan efek buruk dari sinar matahari, terutama area wajah dan leher.

Untuk mencegahnya, kita cukup mengekspos area lengan dan tungkai ketika berjemur. Bagian depan maupun belakang tubuh sama saja.

Jika mengalami kekhawatiran yang sama, kita boleh menggunakan tabir surya di wajah dan leher saat berjemur. Namun, tabir surya tak perlu diberikan di area lainnya.

"Kita kan selalu ribut kalau ada flek di wajah, sedangkan kita tahu kalau semakin sering berjemur, proses penyaan akan semakin cepat."

"Kita cukup mengekspos area lengan dan tungkai. Itu cukup untuk dapat Vitamin D. Area yang tidak ingin kena efek buruk dari sinar matahari, seperti muka dan leher boleh tetap diberikan tabir surya," ucapnya.

  • Gunakan pelembap

Jika sudah merasakan gejala sunburn dan tidak ingin menjadikannya lebih parah, cobalah gunakan pelembap sebagai pertolongan pertama.

Cara ini dilakukan untuk mengurangi kering dan gatal yang disebabkan kulit terbakar matahari sehingga ketidaknyamanannya akan segera berlalu.

Namun, jika masalah kulit terjadi berkepanjangan dan sangat mengganggu, berkonsultasilah dengan dokter kulit untuk menemukan solusi yang tepat.

Baca juga: 12 Hal yang Bisa Meningkatkan Risiko Sunburn

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com