Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjemur atau Minum Suplemen Vitamin D, Mana Lebih Baik?

Kompas.com - Diperbarui 27/08/2021, 11:36 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Daya tahan tubuh yang baik sangat diperlukan agar tubuh mampu melawan infeksi Covid-19. Salah satu vitamin yang penting didapatkan demi menjaga daya tahan tubuh adalah vitamin D.

Itulah mengapa suplemen vitamin D kini lebih banyak diburu jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi Covid-19.

Di sisi lain, vitamin D bisa didapatkan dengan dengan berjemur di bawah matahari.

Lalu, mana lebih baik, apakah berjemur atau mengonsumsi suplemen vitamin D?

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari RS Pondok Indah - Puri Indah, dr Susie Rendra, SpKK FINSDV mengatakan, vitamin D dari paparan sinar matahari bisa didapatkan secara alami dan gratis. Untuk itu, pastikan kita memanfaatkannya dengan baik.

Meski begitu, ada beberapa orang yang mungkin tidak bisa berjemur karena sejumlah kondisi.

"Vitamin D ada dari sinar matahari, jadi silakan berjemur. Tapi tidak semudah itu."

"Ada yang tidak bisa berjemur, misalnya beberapa orang gampang mengalami penyakit kulit atau sunburn, ada orang yang walaupun berjemurnya cuma sebentar tetap mengalami gatal."

Demikian diungkapkan oleh Susie dalam webinar, Kamis (26/08/2021).

Baca juga: Jangan Terlalu Lama Berjemur, Bisa Sebabkan Masalah Kulit

Selain itu, orang kulit putih juga memiliki jenis melanin yang berbeda dan punya risiko terkena kanker kulit yang lebih tinggi. Risiko tersebut bisa meningkat dengan pajanan sinar matahari.

Bagi orang-orang yang tidak bisa berjemur, suplemen vitamin D bisa menjadi opsi. Namun, dari keduanya tidak ada yang lebih baik.

"Apakah ada yang lebih superior? Tidak. Kadang kita perlu kombinasi untuk meningkatkan kadar vitamin D di tubuh kita," tuturnya.

Apakah hanya mendapatkan dari salah satu sumber sudah cukup?

Susie menyarankan untuk berjemur secara tepat dan rutin. Jika selama tiga bulan tidak mengalami peningkatan kadar vitamin D dalam darah atau kadarnya sangat rendah, kita bisa menambah suplementasi.

"Jadi sebetulnya tidak ada yang kaku. Semuanya harus dievaluasi," kata dia.

Baca juga: Cara Meningkatkan Kadar Vitamin D Dalam Tubuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com