Carli mencatat, ketika tubuh mencerna daging merah, tubuh akan menghasilkan trietilamina oksida, yang dihubungkan dengan penyakit kardiovaskular.
Alih-alih mengonsumsi daging merah untuk memenuhi kebutuhan protein, Sass menganjurkan makanan lain seperti kacang-kacangan (kacang, lentil, kacang polong, dan buncis).
"Kelompok kacang-kacangan memiliki risiko penyakit kronis yang lebih rendah, dan pola makan nabati menurunkan risiko kematian akibat penyakit kronis," ujar dia.
Satu studi yang dipublikasikan dalam Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health mendukung pernyataan Carli.
Temuan studi tersebut adalah, lansia yang mengonsumsi kacang 20 gram atau sekitar dua sendok makan per hari dapat mengurangi risiko kematian delapan persen.
Sementara itu, Levi merekomendasikan makanan sumber asam lemak omega-3 dari ikan salmon, sarden, dan makarel.
"Asam lemak omega-3 membantu menurunkan kadar trigliserida dalam darah, mempertahankan membran sel, melawan peradangan, dan mendukung hormon yang sehat," tambah dia.
Berdasarkan sebuah penelitian, konsumsi makanan olahan meningkatkan risiko kematian sebesar 18 persen.
Baca juga: 3 Kunci Kebahagiaan Para Penduduk Paling Panjang Umur di Dunia
Juga, makanan olahan akan memicu peradangan di dalam tubuh.
"Peradangan kronis dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, dan depresi," kata Levi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.