Elemen emas, perak, dan perunggu dari perangkat tersebut diperoleh melalui peleburan. Proses ini dilakukan melalui pemanasan dan peleburan untuk mengekstrak logam dasar.
Material ini kemudian dibentuk ulang sesuai desain dan dilapisi dengan emas, perak, atau perunggu di permukaannya.
Meski nilainya mungkin tidak semahal yang diperkirakan banyak orang, semangat di balik pembuatan medali ini dipuji sejumlah pihak.
Baca juga: Atlet Olimpiade Polandia Lelang Medali demi Bantu Operasi Seorang Bayi
Banyak yang mengapresiasi langkah Jepang dalam membuat terobosan produk daur ulang, termasuk dari sampah elektronik. Di era digital ini, sampah sisa produk elektronik memang membanjir dan menjadi malah tersendiri.
Dylan Yang, desainer ternama di China, berpendapat, desain daur ulang Jepang sebenarnya mewakili gagasan keberlanjutan dan kesadaran. Hal-hal tersebut dianggap sebagai kebajikan dalam budaya Jepang.
“Nilai medali dapat ditentukan dengan makna simbolis di baliknya, bukan hanya seberapa mahal bahan yang digunakan untuk membuatnya. Hal yang sama berlaku untuk medali giok dan emas China," jelasnya.
Baca juga: Gigit Medali Emas Atlet Olimpiade, Walikota Nagoya Terpaksa Ganti Rugi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.