KOMPAS.com - Memejamkan mata setelah menjalani hari yang melelahkan rasanya begitu memuaskan. Tapi, pernahkah merasa tubuh sangat capek tapi susah tidur?
Jangan dulu khawatir atau mengonsumsi obat tidur untuk mengatasinya. Bisa jadi penyebabnya adalah ritme sirkadian kita.
Spesialis tidur dan penulis The Sleep Solution: Why Your Sleep Is Broken and How to Fix It, Christopher Winter, MD menjelaskan, ritme sirkadian adalah jam internal tubuh yang mengatur segala fungsi dalam periode 24 jam.
Sistem tersebut menggunakan cahaya, gelap, dan jam biologis tubuh untuk mengatur suhu tubuh, metabolisme, hormon, hingga tidur kita.
Di siang hari ketika masih ada matahari, level melatonin rendah. Sementara di malam hari, tubuh kita mulai memproduksi melatonin dan puncaknya di antara pukul 02.00-04.00.
Tubuh kita mengatur diri agar dapat tertidur kurang lebih dua jam setelah melatonin mulai meningkat.
Meski begitu, jika kita merasa capek tapi susah tidur, penyebabnya mungkin saja ritme sirkadian yang tidak aktif.
Ini bisa jadi tanda sindrom fase tidur tertunda. Pada kondisi tersebut, kita tertidur lebih lambat selama dua jam atau lebih dari yang dianggap "normal". Normal di sini biasanya berkisar dari 22.00-00.00.
Jika itu terjadi, kita juga sulit untuk bangun di pagi hari untuk sekolah atau bekerja.
Banyak orang keliru ketika menggunakan kata "capek" atau "lelah" dan "ngantuk". Padahal, keduanya sebetulnya sedikit berbeda.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.