Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/09/2021, 13:41 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Jadi, protokol tetap harus dipatuhi untuk mengurangi risiko breaktrough infection semacam ini.

Gejala ringan

Seperti sudah disebutkan di atas, mayoritas orang yang mengalami breakthrough infection hanya mengalami gejala ringan, dan bisa dirawat di rumah dengan isolasi mandiri.

Kendati demikian, risiko gejala berat bisa terjadi jika memiliki sistem imun buruk, berusia 65 tahun ke atas, atau memiliki kondisi tekanan darah tinggi dan diabetes.

Di luar mereka yang memiliki risiko tinggi, satu dari tiga penderita breaktrough infection bahkan tidak mengalami gejala apa pun, demikian paparan American Medical Association.

Baca juga: Pahami, Alasan Kita Belum Perlu Suntik Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga

Intinya, vaksin tetap sangat bagus untuk mencegah gejala berat hingga dilarikan ke rumah sakit, bahkan kematian.

Pemilik sistem imun rendah

Ya, mereka yang memiliki sistem imun rendah atau lanjut usia lebih rentan terhadap infeksi.

Dalam sebuah studi di jurnal Clinical Microbiology and Infection, semua pasien yang mengalami breakthrough infection, dan dilarikan ke RS, ternyata merupakan penderita hipertensi dan diabetes.

Sementara itu, sampel CDC menyebutkan, mereka yang menglami breaktrough infection dengan gejala berat atau dilarikan ke RS sebagian besar (74 persen) merupakan lansia berusia 65 tahun ke atas.

Lalu, seiring berkembangnya varian Covid-19, muncul perdebatan apakah diperlukan atau tidak suntikan booster (tambahan).

Pada 13 Agustus lalu, U.S. Food and Drug Administration mengatakan, suntikan booster dibutuhkan bagi beberapa penderita immunocompromised agar lebih terlindungi.

Kendati demikian, mereka yang telah divaksin namun bukanlah immunocompromised, belum bisa mendapatkan suntikan ketiga.

Tetap berhubungan dengan dokter

Lalu, jika kita merasa mengalami breakthrough infection, kita harus tetap melakukan tes kembali dan melakukan isolasi mandiri.

William Schaffner, MD, ahli penyakit menular di Vanderbilt University, Nashville, memberikan alasannya.

Baca juga: Apakah Vaksin Covid-19 Pengaruhi Kesuburan?

Dia mengatakan, mereka yang tertular namun telah divaksin tetap bisa menularkan pada orang lain, meski ketahanan virus jauh lebih pendek.

Selain itu, jangan lupa untuk selalu mengontak dokter via hubungan telepon atau live chat meski tidak merasakan gejala berat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com