KOMPAS.com - Kunyit adalah salah satu rempah dan tanaman obat yang umum ditemukan di sekitar kita.
Berdasarkan warnanya, kunyit dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu kunyit kuning atau merah,kunyit hitam, dan kunyit putih.
Menurut buku Tanaman Potensial Berkhasiat Obat yang ditulis oleh Dr Suharman SP, MSi (2020), kunyit kuning atau merah umumnya digunakan sebagai bumbu masakan dan sering dijumpai di dapur.
Setiap jenis kunyit memiliki khasiat dan manfaat yang berbeda-beda. Manfaat kunyit putih, misalnya, salah satunya adalah untuk membantu penyembuhan kanker, sementara manfaat kunyit hitam adalah mengobati penyakit kusta dan menjadi campuran untuk bahan-bahan obat demam berdarah.
Baca juga: 6 Tanaman Obat dan Manfaatnya, Bantu Jaga Imun di Masa Pandemi
Menurut buku Health Secret of Turmeric (Kunyit) yang ditulis oleh Pangkalan Ide (2011), kunyit mengandung kurkumin, yaitu suatu zat antibakteri yang dapat merangsang dinding kantong empedu untuk berkontraksi mengeluarkan empedu sehingga pencernaan lebih semputna.
Selain itu, kunyit juga mengandung minyak atsiri yang berkhasiat mencegah keluarnya asam lambung berlebih dan mengurangi peristaltik usus yang terlalu kuat.
Rimpang kunyit juga mengandung zat lain, seperti minyak volatil, kurkumin, damar, gom, pati, lemak, protein kalsium, fosfor, besi, hingga vitamin C.
Salah satu cara mengonsumsi kunyit adalah menjadikannya minuman kunyit asam. Untuk membuatnya, kita bisa mengolahnya bersama asam jawa, gula kelapa, dan air.
Kunyit sebagai salah satu jenis tanaman obat tak hanya bermanfaat sebagai penyedap masakan, tetapi juga memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan.
Kunyit merupakan salah satu penyembuh alami yang paling kuat.
Manfaat kunyit dengan kandungan pengobatannya terus ditunjukkan melalui berbagai penelitian terbaru di laboratorium.
Adapun penelitian tersebut dilakukan terhadap 1.010 orang lanjut usia berusia 60-93 tahun.
Rahasianya terletak pada zat pewarna kuning yang terdapat pada rimpang kunyit yang digunakan sebagai bahan bumbu kare tersebut.
Bahkan, konsumsi rutin diyakini dapat menurunkan risiko serangan Alzheimer yang dapat menyebabkan pikun total karena kondisi fisik otak yang terus menurun.
Namun, penggunaan berlebihan pada usia lanjut dapat menimbulkan efek sakit perut dan gangguan hati atau ginjal.
Baca juga: Mendeteksi Penyakit Alzheimer dari Cara Berjalan Kaki
Zat kurkumin dapat merangsang dinding kantong empedu untuk mengeluarkan empedu sehingga pencernaan lebih baik.
Namun, konsumsi berlebih dapat menyebabkan kekosongan kantong empedu.
Sementara minyak atsiri dalam kunyit diyakini dapat mencegah keluarnya asam lambung berlebih dan mengurangi gerakan peristaltik usus yang terlalu kuat.
Baca juga: 10 Jenis Penyakit Kantung Empedu yang Perlu Diwaspadai
Menurut Everyday Health, kunyit banyak digunakan untuk melawan peradangan dan sebagian besar kekuatan anti-peradangan tersebut disebabkan oleh kandungan kurkuminnya.
Faktanya, menurut penelitian, dalam dosis yang tepat, kurkumin mungkin merupakan pengobatan anti-peradangan yang lebih efektif daripada obat penangkal peradangan umum, seperti Advil (ibuprofen) dan aspirin.
Karena peradangan kronis berkontribusi pada banyak penyakit kronis, kurkumin dalam kunyit dapat membantu mengobati kondisi seperti penyakit radang usus, pankreatitis, dan radang sendi.
Baca juga: Minuman Terbaik untuk Kurangi Peradangan di dalam Tubuh, Apa Itu?
Membran ini memainkan peran kunci dalam mengatur tekanan darah.