KOMPAS.com - Glorifikasi kebebasan Saipul Jamil yang dilakukan sejumlah stasiun televisi serta pelaku dunia hiburan di Indonesia menuai kecaman publik.
Pasalnya, mantan pedangdut itu adalah pelaku kasus kekerasan seksual pada anak di bawah umur, sehingga dianggap tidak seharusnya diterima kembali dengan mudah.
Tak pelak, media sosial riuh dengan berbagai kritik pedas termasuk dari sesama artis seperti stand up comedian Ernert Prakasa, hingga sutradara kondang Angga Sasongko.
Baca juga: 6 Langkah Tegas Komnas PA Kecam Penyambutan dan Kemunculan Saipul Jamil di TV
Kembalinya Saipul Jamil dalam berbagai acara tayangan televisi nasional juga dianggap tidak berempati dengan korban.
Pasca menjalani masa hukuman di penjara, lelaki ini bisa kembali hidup normal, namun trauma yang dirasakan penyintas tak bisa hilang.
Meski demikian, banyak pula yang berpendapat, pelaku kekerasan seksual seharusnya tetap bisa menata hidup kembali setelah menjalani hukumannya.
Alasan itulah yang dipakai sejumlah pihak untuk mendukung Saipul Jamil kembali tampil di panggung hiburan.
Namun, benarkah pelaku kekerasa seksual layak dimaafkan dan menjalani hidupnya kembali?
Lucia Peppy Novianti, M. Psi., Psikolog dari Universitas Gadjah Mada memberikan pendapatnya soal dilema ini.
Menurut dia, pelaku bisa dimaafkan jika pertimbangannya adalah kepatutan, norma, dan nilai agama.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.