Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Kasus Saipul Jamil, Saatnya Sampaikan Edukasi Seksual pada Anak

Kompas.com - 07/09/2021, 16:24 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan kecaman publik pada glorifikasi atas kebebasan Saipul Jamil.

Pelaku pelecehan seksual pada anak di bawah umur itu dengan mudahnya kembali tampil di televisi nasional pascakeluar dari penjara. Kehadirannya tentu menjadi contoh buruk untuk penegakan kasus pelecehan seksual di Indonesia.

Kritik pedas, boikot dan kecaman yang dilontarkan publik kemudian membanjir. Muncul pula petisi yang menolak kehadiran penyanyi dangdut itu televisi dan ditandatangani oleh ribuan orang.

Kehebohan yang terjadi tentu membuat anak berisiko besar terpapar informasi soal kasus ini. Sudah selayaknya, orangtua memberikan penjelasan yang tepat sekaligus pembelajaran berkaca dari kasus ini.

Baca juga: Komnas PA Ajak Masyarakat Matikan TV jika Lihat Saipul Jamil

Lucia Peppy Novianti, M. Psi., psikolog dari Universitas Gadjah Mada mengataka anak pasti penasaran dan kemungkinan mengakses informasi soal pelaku maupun kasus yang jadi akar pangkal masalah.

Orangtua perlu bijak menyikapi kondisi tersebut dengan menjadikannya momen untuk mengajarkan soal edukasi seksual.

"Ini bisa jadi jalan masuk untuk kita mengajak dan semakin menguatkan anak remaja membangun kewaspadaan diri lewat pendidikan seksualitas," jelasnya pada Kompas.com, Selasa (07/09/2021).

Ajarkan kepada anak bahwa ada orang-orang di luar sana yang tidak bertanggungjawab dan memiliki keinginan untuk menyakiti pihak lain.

Tujuannya agar anak bisa melihat situasi ini dan mempertimbangkan risiko hal tersebut dapat terjadi pada diri mereka.

Kita disarankan menyampaikan kepada anak beberapa hal yang penting dalam unsur kewaspadaan sebagai perlindungan diri.

Baca juga: Hentikan Glorifikasi terhadap Saipul Jamil, Hapus Normalisasi Kekerasan Seksual

Terutama dalam mendeteksi risiko dan memberikan sikap yang tepat. Misalnya dengan bersikap terbuka kepada orangtua atau menjelaskan siapa saja yang boleh menyentuh area tubuh pribadinya.

IlustrasiSHUTTERSTOCK Ilustrasi

Sumber edukasi ini bisa didapat dari berbagai hal termasuk bacaan, video yang sederhana, dan uraian dari kasus yang viral itu.

Lucia menambahkan, jika memungkinkan, bekali anak dengan aktivitas perlindungan diri jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Baca juga: Jangan Bingung, Ini Tips Sederhana Memberikan Edukasi Seks ke Anak

Jangan terjebak pada larangan semata

Terkait besarnya pemberitaan soal Saipul Jamil, atau pelaku kekerasan seksual lainnya, orang sebaiknya tidak bersikap tertutyp. Misalnya melarang anak untuk mencari tahu lebih jauh, menonton berita atau membaca informasi soal kasus tesebut.

"Jangan sampai terjebak pada larangan namun lebih bijak kalau orangtua membekali anak dengan keterampilan menjaga diri, melindungi diri dan mengenali deteksi dini," jelas Lucia.

Hal ini membuktikan pula pentingnya edukasi seksual disampaikan kepada anak. Bukan untuk mengajarkan perilaku seksual melainkan menyampaikan soal seksualitas diri dan menjaga tubuhnya agar sehat, tidak dilukai dan bertumbuh dengan semestinya.

 Baca juga: Usia Berapa Anak Perlu Mendapatkan Pendidikan Seks?

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com