Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/09/2021, 23:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber New Atlas

KOMPAS.com – Gejala yang dialami para penderita asma biasanya memburuk di malam hari.
Mengapa ini terjadi?

Untuk menemukan jawabannya, sebuah penelitian pun dilakukan dengan melibatkan lebih dari selusin penderita asma untuk menjalani dua eksperimen ketat.

Hasilnya, ditemukan bahwa jam sirkadian tubuh bisa menjadi dalangnya.

Penelitian tentang asma di malam hari ini sebelumnya dilakukan oleh seorang dokter asal Inggris, Sir John Floyer, pada tahun 1968 dan diterbitkan dalam bentuk monograf berjudul "A Treatise of the Asthma".

Baca juga: Sering Sesak Nafas, Ketahui Penyebab dan Pemicu Asma

Monograf tersebut adalah salah satu investigasi pertama terkait masalah ini, dan awal dari munculnya istilah “asma nokturnal.”

Tiga per empat penderita asma pun mengakui bahwa gejala penyakit yang dideritanya memburuk pada malam hari.

Biasanya, fenomena ini dianggap dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan perilaku, seperti perubahan postur tubuh dan waktu tidur.

Selain itu, beberapa peneliti berspekulasi, sirkadian dapat memainkan peran penting dalam pasang surut asma.

Memang, kita memahami bahwa jam pusat dalam tubuh memiliki berbagai proses fisiologi berbeda, meski tidak pernah sepenuhnya memahami efek sistem sirkadian pada tingkat keparahan asma.

Menurut Frank Scheer, salah satu penulis koresponden dalam penelitian itu, ada faktor yang memengaruhi sistem sirkadian tubuh, seperti tidur.

Baca juga: Pengidap Asma Terinfeksi Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan?

Lalu, untuk meminimalisasi asma sirkadian, para peneliti pun melakukan dua penelitian yang memanfaatkan 17 orang penderita asma.

Eksperimen pertama ini dinamakan tes “rutinitas konstan”.

Dalam eksperimen, para peserta dibuat terjaga selama 38 jam dan dalam konsisi cahaya redup.

Para peserta dibuat untuk memertahankan postur duduk tetap selama 38 jam dan mengonsumsi camilan kalori yang sama setiap dua jam.

Tujuan dari eksperiken pertama adalah membuang berbagai faktor perilaku dan lingkungan sebanyak mungkin, membuat ritme sirkadian pada gejala asma bisa langsung dideteksi.

Halaman:
Sumber New Atlas
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com