Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkeringat Setelah Makan, Bisa Jadi Pertanda Penyakit

Kompas.com - 08/09/2021, 17:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berkeringat setelah menyantap makanan pedas atau panas mungkin tidak aneh.

Namun, bagaimana jika tetap berkeringat meski memakan makanan dingin atau biasa saja?

Rupanya, hal ini bisa dijelaskan secara ilmiah.

Jadi, keringat yang keluar saat sedang makan itu disebut gustatory sweating.

Gustatory sweating adalah keringat yang muncul pada dahi, kulit kepala, leher, dan bibir atas saat makan, berbicara, atau -bahkan saat hanya memikirkan makanan.

Baca juga: Kaki Berkeringat dan Bau, Atasi dengan Cara Sederhana Ini

Nah, dalam kasus di mana memakan apa pun menyebabkan keringat keluar, biasanya hal ini terjadi saat ada kerusakan di sekitar kelenjar parotis.

Itu adalah kelenjar di pipi yang menghasilkan air liur yang sering terjadi di satu sisi wajah saja dan dikenal sebagai sindrom Frey.

Selain itu, para penderita diabetes mellitus juga bisa mengalami gustatory sweating bilateral dan berkeringat di kedua sisi wajah, meski jarang terjadi.

Lalu, apa penyebabnya dan apakah berbahaya?

Perbedaan antara gustatory sweating dan sindrom Frey

Gustatory sweating mirip dengan sindrom Frey. Karena itulah, kedua istilah ini sering dianggap sama.

Namun, dua hal ini sebenarnya berbeda.

Misalnya, seseorang yang menderita sindrom Frey memiliki masalah dengan kelenjar parotid mereka dan mungkin mulai berkeringat serta memerah di kulit kepala, wajah, telinga, dan leher setelah menyantap makanan apa pun.

Baca juga: Telapak Tangan Berkeringat, Benarkah Tanda Gangguan Kesehatan?

Namun, makanan yang membuat orang memproduksi banyak air liur kemungkinan besar akan memicu reaksi.

Sindrom Frey terjadi karena beberapa sebab, seperti operasi di dekat kelenjar parotid atau akibat cedera dan penyakit lain yang mempengaruhi kelenjar parotid.

Nah, upaya untuk menyembuhkan saraf yang rusak ini terkadang bercampur dengan saraf lain, menyebabkan seseorang menghasilkan keringat, bukan air liur.

Lalu, gustatory sweating dapat terjadi tanpa alasan yang jelas atau diabetes serta penyakit parkinson.

Penyakit ini juga dapat menyebabkan kerusakan saraf di mulut. Ketika saraf menjadi terluka, saraf bisa bingung dan menyebabkan berkeringat.

Tidak seperti sindrom Frey, gustatory sweating bisa terjadi di kedua sisi wajah.

Lalu, kondisi ini dapat menyebabkan wajah seseorang berkeringat dan memerah di sekitar pelipis, pipi, leher, dahi, dada, atau bibir saat setelah makan, berpikir, atau berbicara tentang makanan.

Gustatory sweating dapat menyebabkan beberapa orang tertekan karena memikirkan makanan saja dapat membuat mereka berkeringat.

Jadi, mereka harus berdiskusi dengan dokter untuk mengetahui apa penyebab keringat itu.

Penyebab

Gustatory sweating bisa dipicu oleh beberapa sebab, seperti memakan, berpikir atau berbicara tentang makanan.

Sindrom Frey pun bisa dipicu dengan memikirkan atau berbicara tentang makanan. Namun, keringatnya biasanya hanya terjadi di satu sisi wajah dan area yang dipengaruhi kelenjar parotis.

Baca juga: Mengapa Masih Berkeringat di Saat Cuaca Dingin?

Gustatory sweating juga bisa terjadi karena beberapa kondisi tertentu, seperti diabetes melliltus, infeksi seperti bell’s palsy atau shingles, tumor, serta luka di wajah.

Kapan harus ke dokter?

Mereka yang menderita sindrom Frey bisa mencoba pergi ke dokter untuk berkonsultasi, meski tidak wajib.

Namun, mereka yang berkeringat banyak setelah mencicipi, mencium, atau berbicara tentang makanan mungkin lebih baik menemui dokter.

Sebab, seorang dokter dapat mendiagnosis sindrom Frey atau jenis gustatory sweating lainnya dengan memerhatikan gejala-gejala khas, melihat riwayat medis, serta melakukan uji pati yodium minor.

Uji pati yodium minor ini akan menyeka area tubuh di mana keringat keluar dengan larutan yodium.

Lalu, dokter akan mengoleskan pati, seperti pati jagung, di atas yodium.

Ketika pati dan yodium menyatu, dokter akan merangsang mulut dengan makanan asam.

Seseorang dengan sindrom Frey atau gustatory sweat lainnya akan menunjukkan perubahan warna di mana keringat terbentuk.

Baca juga: Jangan Takut Berkeringat, Ini 5 Manfaatnya untuk Kulit

Setelah didiagnosis, dokter dapat membantu seseorang mengidentifikasi penyebab keluhannya.

Dalam beberapa kasus, mungkin karena operasi atau kondisi lainnya, dan bisa saja dokter ingin melakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab masalah.

Lalu, jika keringat berlebihan dan memalukan, penderita bisa pergi ke dokter.

Bagi penderita sindrom yang mengalami gejala keringat yang aneh, sebaiknya pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.

Pengobatan dan gejala

Sindrom Frey rupanya dapat diobati dengan botox, dan gustatory sweating dapat diobati bergantung dari penyebabnya.

Biasanya, dokter yang mengobati sindrom Frey akan fokus pada gejalanya.

Prosedur bedah pun bisa dilakukan untuk mengganti kulit terdampak, meski sangat berisiko dan tidak dianjurkan.

Dokter juga bisa meresepkan obat dan krim topikal yang membantu memblokir aktivitas sistem saraf yang tidak diinginkan, seperti berkeringat.

Namun, salah satu obat yang terbukti cukup berhasil untuk mengobati kondisi ini adalah toksin botulinum tipe A (botox) yang akan disuntikkan ke daerah terdampak untuk menghentikan keringat dengan efek samping minim.

Baca juga: Bokong Sering Berkeringat, Normalkah?

Sayangnya, efek toksin botulinum hanya sementara dan harus melakukan injeksi ulang setalah 9-12 bulan.

Lalu, United States Food and Drug Administration (FDA) belum mengakui Botox sebagai obat untuk mengobati gustatory sweating.

Untuk mengobati gustatory sweating yang terjadi bukan karena dampak operasi atau cedera, biasanya harus mengobati penyakit atau kelainan yang menyebabkannya terlebih dahulu dan harus menyebutkan gejala yang dideritanya pada dokter.

Gustatory sweating sendiri dianggap tidak berbahaya dan beberapa orang bisa menangani gejalanya sendiri tanpa memerlukan intervensi medis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com