KOMPAS.com - Di media sosial kita mungkin sering menjumpai ada akun-akun yang memberi komentar kasar dan nyinyir pada unggahan tertentu. Seringkali komentar brutal itu dilontarkan oleh akun anonim alias tak memakai nama asli.
Akun anonim itu biasanya tidak memakai foto profil atau terkadang mencomot foto artis dan memakai nama samaran atau inisial.
Pembuat akun anonim berusaha merahasiakan identitas dirinya agar ia bisa bebas berpendapat di dunia maya.
Sebuah studi berjudul "Digital Reputation" yang dilakukan perusahaan perangkat lunak antivirus Kaspersky pada November tahun lalu mengungkap alasan di balik menjamurnya akun anonim di medsos.
Baca juga: Paguyuban Korban UU ITE Minta Pemerintah Larang Akun Anonim di Medsos
Menurut studi yang melibatkan 1.240 responden tersebut, akun anonim dibuat untuk memengaruhi reputasi individu dan perusahaan di dunia digital.
General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara Yeo Siang Tiong menjelaskan, lebih dari 3 dari 10 pengguna medsos di Asia Pasifik mengaku memiliki profil medsos tanpa menyertakan nama asli, foto, dan informasi identitas pribadi.
Kemudian, platform yang paling banyak digunakan pengguna untuk merahasiakan identitas mereka adalah Facebook (70 persen).
Selain Facebook, pengguna juga membuat akun anonim di platform lain seperti YouTube (37 persen), Instagram (33 persen), dan Twitter (25 persen).
"Meskipun tidak terdengar umum, penggunaan profil tanpa nama dan wajah memiliki dua persepsi," sebut Yeo.
"Hasil survei mengungkap bagaimana kenyataan ini memungkinkan individu untuk mengejar hasrat mereka dan memanfaatkan kebebasan berbicara."
"Tetapi pada saat yang sama, penggunaan profil tersebut juga untuk melakukan aktivitas berbahaya dan merugikan," sambung dia.
Baca juga: Media Sosial Membuat Orang Merasa Ekspresi Kemarahannya Secara Online Lebih Dihargai
Ilustrasi remaja, media sosial Influencer adalah dan arti influencer adalah
Secara umum, ada banyak alasan mengapa seseorang merahasiakan identitas mereka ketika bermain media sosial.
1. Merasa ketakutan
Beberapa orang takut mengungkapkan apa yang mereka pikirkan tetapi masih menginginkan kebebasan berbicara.
Karena mereka tidak ingin mengambil risiko, mereka merahasiakan identitas mereka, atau memilih menggunakan nama samaran.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.