Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2021, 09:30 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Adapun akalasia adalah kondisi langka yang membuat seseorang sulit menelan makanan dan minuman.

Selain itu, sebuah studi di 2001 yang meliatkan 669 orang wanita menemukan bahwa minum air es dapat menyebabkan sakit kepala pada beberapa orang.

Pada studi tersebut, para peserta diminta minum air es 150 ml melalui sedotan.

Peneliti juga menemukan bahwa peserta dengan migrain aktif dua kali lebih mungkin mengalami sakit kepala setelah minum air dingin dibandingkan peserta yang tidak memilikinya.

Sebagian orang juga meyakini konsumsi minuman atau makanan dingin dapat menyebabkan sakit tenggorokan atau pilek. Namun, tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung klaim tersebut.

Selain itu, sebuah studi lama dan kecil dari tahun 1978 yang melibatkan 15 orang, menemukan bahwa minum air dingin membuat lendir hidung lebih kental dan lebih sulit untuk melewati saluran pernapasan.

Sebagai perbandingan, para peneliti menemukan bahwa sup ayam dan air panas membantu orang bernapas lebih mudah.

Jadi, jika kita sedang menderita pilek, minum air es mungkin bisa membuat hidung kita semakin mampet.

Baca juga: Obat Pilek Alami dari Bahan yang Ada di Dapur

Dalam pengobatan Barat, hanya ada sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa minum air es berdampak buruk bagi tubuh atau pencernaan.

Minum banyak air dapat membantu tubuh mengeluarkan racun, membantu pencernaan, dan mencegah sembelit.

Sebuah studi kecil dari 2013 menyelidiki efek air minum pada suhu yang berbeda pada enam orang yang mengalami dehidrasi, setelah berolahraga ringan, serta berada di ruangan yang panas dan lembap.

Para peneliti menyimpulkan bahwa minum air pada suhu 16 derajat Celcius mungkin merupakan suhu terbaik untuk rehidrasi pada atlet yang mengalami dehidrasi.

Bagi orang-orang yang mempertimbangkan risiko minum air es namun tidak selalu bisa minum air hangat, minum air putih dalam suhu ruangan dapat menjadi solusi moderat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com