Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Duduk Terlalu Lama Bisa Tingkatkan Risiko Stroke

Kompas.com - 10/09/2021, 06:36 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Setelah lelah bekerja, memang paling enak menonton TV atau memainkan smartphone sambil duduk santai.

Tentu tidak ada yang salah dengan beristirahat untuk melepas lelah. Sayangnya, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kebiasaan ini dapat menyebabkan kita duduk terlalu lama, sehingga berpotensi memberi dampak negatif pada sistem kardiovascular kita.

"Kegiatan sedentari terus meningkat di Kanada dan Amerika Serikat,” ujar salah satu peneliti dalam studi tersebut, Raed A. Joundi, dari departemen ilmu saraf klinis di Cumming School of Medicine at the University of Calgary di Kanada.

Menurutnya, kegiatan sedentary adalah durasi aktivitas terjaga yang dilakukan sambil duduk atau berbaring dan dilakukan saat tidak bekerja. 

“Penting untuk memahami jumlah kegiatan sedentari yang tinggi dapat menyebabkan stroke pada orang muda. Pasalnya, stroke dapat menyebabkan kematian dini atau mengganggu fungsi dan kualitas hidup,” ujar Joundi yang juga penderita stroke.

Baca juga: Banyak Duduk di Rumah, Jangan Lupa Lakukan Peregangan

Untuk mengetahui lebih jelas terkait hubungan antara stroke dan kegiatan sedentari, simak paparan berikut ini.

Penelitian menemukan bahwa orang dewasa di bawah usia 60 tahun yang menghabiskan hampir seluruh luangnya untuk duduk dan menghindari aktivitas fisik, memiliki risiko stroke lebih tinggi dibanding mereka yang aktif.

Lalu, para peneliti melaporkan bahwa mereka yang duduk selama delapan jam atau lebih per harinya dan menyempatkan waktu sedikitnya 10 menit untuk berjalan kaki per harinya, tujuh kali lebih berisiko mengalami stroke dibanding mereka yang duduk selama kurang dari empat jam per harinya dan lebih sering bergerak.

Selain itu, orang dewasa di bawah umur 60 tahun yang duduk selama delapan jam atau lebih per hari dengan aktivitas fisik minimal lebih berpotensi menderita stroke dibanding mereka yang duduk kurang dari empat jam per harinya

Dalam penelitian kesehatan dan gaya hidup yang melibatkan 143.000 orang ini, semua partisipan tidak menunjukkan gejala penyakit jantung dan tidak pernah didiagnosis dengan kanker atau mengalami stroke di awal periode penelitian.

Para peneliti memantau perkembangan partisipan selama sekitar sembilan setengah tahun, lalu menggelar survei terkait aktivitas fisik dan kebiasaan duduk mereka setiap beberapa bulan. Lalu, data stroke didapatkan dari catatan rumah sakit.

Dengan semua data yang ada, para peneliti memisahkan partisipan yang melakukan aktivitas fisik dan kegiatan sederntari berdasarkan waktu yang mereka habiskan.

Baca juga: Awas, Ini Efek Negatif akibat Duduk Terlalu Lama

Terkait olahraga, para partisipan ditempatkan dalam salah satu dari beberapa grup. Seperti grup yang duduk selama kurang dari empat jam per hari, empat hingga enam jam per hari, enam hingga delapan jam per hari, dan delapan jam lebih.

Lalu, para partisipan juga ditempatkan di salah satu dari empat grup berdasarkan kebiasaan aktivitas fisiknya, seperti dengan kategori paling tidak aktif mewakili mereka yang berjalan selama 10 menit atau kurang setiap hari.

Dalam periode 9,4 tahun itu, ada 2.965 kasus stroke yang terjadi di antara para partisipan, dengan 90 persen di antaranya merupakan stroke iskemik, stroke yang dianggap sebagai jenis stroke paling umum dan ditandai dengan penyumbatan pembuluh darah yang terhubung ke otak.

Baca juga: Duduk Terlalu Lama Saat Kerja Berbahaya! Ini Solusinya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com