Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Kesehatan Mental Anak Penderita BIbir Sumbing, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 10/09/2021, 14:15 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Penderita bibir sumbing, terutama anak-anak, tak jarang mendapatkan perlakukan berbeda atau bullying ketika berusaha berbaur bersama teman-teman sebayanya.

Dan tidak hanya itu, terkadang keluarga dekat sendiri, seperti saudara atau orangtua juga melakukan hal yang sama dan menganggap bahwa anak dengan bibir sumbing itu memalukan atau aib.

Perlakuan berbeda ini dapat membuat kesehatan mental anak terganggu dan merasa tidak dicintai.

Dampaknya pun bisa berbagai macam, mulai dari minder, mogok sekolah, hingga depresi dan menimbulkan keinginan untuk bunuh diri.

Lantas, apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan mental anak penderita bibir sumbing?

Menurut Hanlie Muliani, psikolog klinis dari Sahabat Orangtua dan Anak Parenting & Education Support Center, hal pertama yang harus dilakukan orangtua adalah mendukung anak.

“Orangtua tidak ikut merundung, menyingkirkan, atau diumpet-umpetin gitu anaknya agar anak merasa ia dicintai,” ujar Hanlie dalam webinar "Stop Bullying Bibir Sumbing- Lindungi Kesehatan Mental Mereka" yang digelar oleh Smile Train pada Jumat (10/9/2021).

Hanlie berpendapat bahwa dengan menerima, mendampingi anak dan tidak menganggapnya memalukan saja, sudah memberi kekuatan dalam diri anak.

Hasilnya, anak akan lebih percaya diri meski orang-orang di sekitarnya menganggapnya dengan sebelah mata.

Orangtua pun harus berusaha menanamkan semangat pada anak dengan mengatakan bahwa meski berbeda, bibir sumbing bukan penghalang anak untuk berprestasi.

“Kita memang tidak bisa merencanakan kelahiran, namun kita bisa merencanakan masa depannya,” ujarnya.

Hanlie juga mengatakan pihak eksternal seperti bidan atau dokter yang membantu proses melahirkan seorang ibu dengan anak yang memiliki bibir sumbing, bisa membantu menjaga kesehatan mental ibu.

Dengan menenangkan dan mengatakan bahwa anak dengan bibir sumbing itu bisa dioperasi saat sudah berusia tiga bulan-misalnya.

“Dengan begitu, ibu pun akan lebih tenang dan akan menerima anaknya karena ia paham bahwa tidak ada yang salah dengan anak yang dilahirkannya,” kata Hanlie.

Selain itu, kita juga perlu mengedukasi anak yang memiliki saudara atau teman dengan bibir sumbing agar perundungan atau rasa malu tidak terjadi.

Menurut Hanlie, edukasi ini bisa dilakukan dengan cara menumbuhkan rasa empati anak.

Misalnya, dengan mengatakan, “Coba lihat deh, kira-kira, ada nggak orang yang bisa merencanakan mereka ingin dilahirkan seperti apa atau dengan fisik seperti apa? Nah, teman atau saudaramu juga sama.”

Dan bagi anak dengan bibir sumbing yang dirundung, orangtua perlu mendukun moral atau meminta anak agar asertif.

“Katakan pada anak jika di-bully, dia harus asertif atau berani melawan,” ujar Hanlie.

 Baca juga: Paparan Pestisida Berlebihan Bisa Sebabkan Bibir Sumbing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com