Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Anak Sering Diberi Imbalan Uang Saat Berperilaku Baik

Kompas.com - 12/09/2021, 16:01 WIB
Anya Dellanita,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Moms

KOMPAS.com – Setiap orangtua tentu ingin anaknya penurut dan mau membantu orangtuanya. Demi mencapai tujuan tersebut, tak jarang orangtua memberi imbalan berupa uang setelah anak mau mengerjakan sesuatu.

Kendati demikian, banyak yang menganggap bahwa metode ini hanya akan membuat anak menjadi manja dan hanya menurut karena iming-iming uang.

Namun, rupanya para peneliti berpendapat bahwa memberi imbalan berupa uang bagi anak bukanlah hal buruk.

Pendapat tersebut dibuktikan oleh sebuah survei yang digelar oleh situs finansial CouponFollow. Survei tersebut mencari tahu bagaimana pandangan para orangtua terkait pemberian uang sebagai imbalan.

Baca juga: 3 Tips Bahas soal Uang di Tengah Keluarga

Hasilnya, 80 persen orangtua memberi anak mereka imbalan berupa uang saat anak-anak melakukan sesuatu yang terpuji, seperti menyelesaikan tugas rumah atau mendapat nilai bagus.

Lalu, sekitar 70 persen orangtua mengatakan bahwa mereka sering memberi anak imbalan berupa uang sebagai hadiah karena berkelakuan baik atau sebagai bukti kasih sayang.

Selain itu, hampir setengah responden mengaku menahan imbalan uang, hadiah, atau penghargaan lain ketika anak-anak berperilaku tidak baik atau tidak memenuhi harapan orangtua mereka.

Bagi kebanyakan orangtua, hadiah memang dapat mendorong anak untuk terus berbuat baik, meningkatkan self-esteem, dan memperkuat hubungan antara anak dan orangtua.

Yang menarik, Centers for Disease Control & Prevention (CDC) berpendapat bahwa asumsi tersebut itu tepat dan telah diteliti.

Baca juga: Pola Asuh Orangtua di Jepang yang Bisa Kita Contoh

Kendati demikian, agar metode ini berhasil, orangtua harus memahami bahwa setiap bentuk imbalan harus menargetkan sebuah perilaku spesifik yang dilakukan anak.

Selain itu, imbalan tersebut harus direncanakan dan didiskusikan dengan baik sebelum dilakukan.

Hadiah atau imbalan juga sangat cocok dilakukan ketika memiliki hubungan langsung dengan tindakan yang pelu kita beri imbalan. Misalnya,kita menjanjikan anak boleh memilih permen di kasir jika mereka berperilaku baik di supermarket, mereka akan menerima hadiah itu langsung setelah mereka menyelesaikan tugas.

Namun, jika kita menundanya dan mengatakan bahwa mereka dapat memiliki permen itu keesokan harinya jika berperilaku baik hari ini, metode ini tak akan berhasil.

Ilustrasi anak Jepang Ilustrasi anak Jepang

Tidak selalu berhasil

Meski sistem pemberian imbalan ini daoat membantu mengubah perilaku dan baik untuk masa depannya, terkadang metode ini tidak selalu berhasil.

Faktanya, cukup banyak hal yang dapat membuat metode ini tidak efektif, apalagi jika orangtua tidak yakin bagaimana harus memberi imbalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com