KOMPAS.com - Tren mencampur dan mencocokan (mix and match) vaksin Covid-19 untuk suntikan tambahan (booster) mulai berkembang di beberapa negara karena diyakini dapat melawan varian virus corona dengan lebih efektif.
Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) secara resmi telah merekomendasikan orang-orang yang akan mendapatkan suntikan booster untuk tetap menggunakan merek vaksin yang sama.
"Untuk orang yang sebelumnya menerima dua dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech atau Moderna harus menggunakan vaksin mRNA yang sama pada dosis ketiga," ungkap CDC.
"Apabila seri vaksin dengan merek yang sama belum tersedia, sebaiknya tunda dosis berikutnya sampai vaksin dari merek yang sama tersedia," lanjutnya.
Baca juga: Moderna Gabung Vaksin Booster Covid-19 dengan Influenza, untuk Apa?
Sementara itu, profesor klinis emeritus di divisi penyakit menular di UC Berkeley School of Public Health, John Swartzberg, mengatakan bahwa studi tentang hal ini masih sangat terbatas.
"Tidak ada data yang cukup untuk menyimpulkan bahwa suntikan booster dapat dicampur dengan aman dari berbagai merek vaksin Covid-19," terangnya kepada Verywell Health.
Swartzberg juga menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada efek samping yang dilaporkan dari pencampuran merek untuk dosis pertama dan kedua.
"Pada orang yang pernah menggunakan dosis pertama Moderna dan dosis berikutnya Pfizer itu baik-baik saja," ujarnya.
Menurut pakar penyakit menular di University at Buffalo Jacobs School of Medicine and Biomedical Sciences, Thomas Russo, MD, banyak orang mengira bahwa mencampur vaksin Covid-19 tidak memiliki efek yang ekstrem.
"Jadi saya tidak melihat bahwa akan ada masalah dari sudut pandang keamanan atau sudut pandang kemanjuran dalam hal melintasi dua platform RNA," kata Russo.
Baca juga: Pemerintah Sebut Semua Merek Vaksin Covid-19 di Indonesia Aman Digunakan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.