Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Makanan Tak Sehat yang Harus Dibatasi di Usia 40 Tahun

Kompas.com - 13/09/2021, 10:49 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Semua orang akan menjadi tua. Namun, tetap sehat seiring bertambahnya usia adalah pilihan yang dapat diupayakan.

Memasuki usia 40 tahun, seseorang mungkin masih merasa dirinya belum tua. Padahal, ada banyak perubahan yang terjadi.

Menurut BestLife, di usia 40 tahun, metabolisme tubuh akan melambat. Beberapa orang yang sebelumnya belum merasakan adanya kerutan dan rambut beruban akan mulai merasakannya di usia ini.

Namun, menerapkan pola hidup sehat akan membantu kita melalui usia 40 tahun dengan tetap sehat dan bugar, termasuk membatasi makanan tidak sehat.

Berikut sejumlah makanan dan minuman yang harus dibatasi di usia 40 tahun:

1. Margarin

Margarin mengandung lemak trans yang akan merusak hidrasi tubuh.PIXABAY/RODEOPIX Margarin mengandung lemak trans yang akan merusak hidrasi tubuh.
Makanan ini sebetulnya tidak baik untuk usia berapa pun. Namun, ketika berusia 40 tahun, efek merugikan margarin terhadap kesehatan akan lebih terasa.

Menurut ahli diet sekaligus penulis What Doctors Eat dan The 21-Day Belly Fix, Dr Tasneem Bhatia, MD (Dr Taz), margarin mengandung lemak dan tidak semua lemak diciptakan sama. Lemak pada margarin cenderung memiliki reputasi buruk alih-alih sehat.

Margarin mengandung lemak trans yang akan merusak hidrasi tubuh.

"Semakin sedikit kulit kita terhidrasi, kerutan akan semakin cepat muncul," ujarnya.

Baca juga: Tidak Semua Lemak Harus Dihindari

2. Kue tinggi gula

Selain meningkatkan insulin dan peradangan, terlalu banyak gula dapat menyebabkan kulit menua lebih cepat melalui proses glikasi.SHUTTERSTOCK/KEATTIKORN Selain meningkatkan insulin dan peradangan, terlalu banyak gula dapat menyebabkan kulit menua lebih cepat melalui proses glikasi.
Ahli diet dari Medifast, Alexandra Miller, RDN, LDN menjelaskan, kue-kue yang dipanggang dan tinggi gula sering kali tinggi kandungan gula dan lemak tambahan yang dapat memicu penambahan berat badan dan kesehatan gigi yang buruk.

Sementara itu, dokter kulit sekaligus penulis The Beauty of Dirty Skin, Whitney Bowe, MD, menjelaskan, gula dalam bentuk apa pun dapat menyebabkan banyak perubahan, dari membran sel dan arteri hingga hormon, sistem kekebalan, kesehatan usus, dan mikrobioma di usus dan kulit.

Selain meningkatkan insulin dan peradangan, terlalu banyak gula dapat menyebabkan kulit menua lebih cepat melalui proses glikasi.

Glikasi adalah istilah biokimia untuk ikatan molekul gula dengan protein, lemak, dan asam amino, yang merupakan ciri utama penuaan.

"Para peneliti menemukan hubungan produk akhir glikasi lanjutan (AGEs) dengan arteri yang mengeras, saraf mengeras, kerutan, dan berbagai potensi penyakit lainnya," kata dia, seperti dilansir The Healthy.

Jadi, jika menyukai camilan manis, lebih baik mengonsumsi buah-buahan daripada kue tinggi gula.

Baca juga: Waspadai, 6 Makanan/Minuman Sehat yang Mengandung Banyak Gula

3. Makanan beku

Makanan beku tinggi akan natrium. Natrium berkontribusi terhadap retensi air dan penampilan yang tampak lebih tua secara keseluruhan, termasuk perut buncitPEXELS/LAURA JAMES Makanan beku tinggi akan natrium. Natrium berkontribusi terhadap retensi air dan penampilan yang tampak lebih tua secara keseluruhan, termasuk perut buncit
Makanan beku (frozen food) memang praktis. Namun, terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan yang dibekukan tidak baik bagi kesehatan, bahkan untuk orang dengan usia berapa pun.

Ketika usia mencapai 40 tahun, kita tentu tak ingin perut cepat buncit gara-gara mengonsumsi banyak makanan ini, kan?

"Makanan beku tinggi akan natrium. Natrium berkontribusi terhadap retensi air dan penampilan yang tampak lebih tua secara keseluruhan, termasuk perut buncit," ujar Kayleen St John, RD dari sekolah memasak sehat, Natural Gourmet Institute.

Baca juga: Apakah Makanan Beku Tidak Menyehatkan?

4. Daging olahan

Terlalu banyak mengonsumsi daging olahan berkaitan dengan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker perut yang lebih tinggi.PEXELS/LUIZ QUINTERO Terlalu banyak mengonsumsi daging olahan berkaitan dengan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker perut yang lebih tinggi.
Daging olahan tinggi natrium, lemak jenuh, dan nitrat (pengawet), seperti sosis, dapat berdampak negatif terhadap kesehatan.

Ahli gizi teregitrasi sekaligus penulis 2-Day Diabetes Diet, Erin Palinski-Wade, RD, CDE menjelaskan, terlalu banyak mengonsumsi daging olahan berkaitan dengan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker perut yang lebih tinggi.

Sebab, pengawet yang digunakan di dalam daging olahan dapat memicu radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas menyebabkan oksidasi sel dan DNA, serta dapat menyebabkan kerusakan dalam tubuh yang memicu kanker dan penyakit lainnya.

Padahal, seiring bertambahnya usia, risiko pada penyakit-penyakit tersebut sebetulnya sudah lebih tinggi daripada ketika kita muda.

Jika memang akan mengonsumsi daging olahan, Palinski-Wade menyarankan untuk memilih daging yang dibuat tanpa nitrat serta pilih alternatif yang lebih rendah lemak dan natrium, jika itu memungkinkan.

Baca juga: Makanan Olahan Membuat Tubuh Lebih Rentan pada Virus Corona, Kok Bisa?

5. Ayam goreng cepat saji

Konsumsi daging goreng cepat saji berlebih dengan kanker kolorektal, pankreas, dan prostat.PEXELS/PIXABAY Konsumsi daging goreng cepat saji berlebih dengan kanker kolorektal, pankreas, dan prostat.
Makanan ini juga kurang baik jika dikonsumsi secara berlebihan pada usia berapa pun.

Palinski-Wade menjelaskan, memasak daging pada suhu yang sangat tinggi dapat meningkatkan kadar HCA dalam protein yang bersifat karsinogenik.

Beberapa penelitian mengaitkan konsumsi daging goreng cepat saji berlebih dengan kanker kolorektal, pankreas, dan prostat.

Meskipun penelitian masih terus dilakukan, hal terbaik adalah melakukan tindakan pencegahan dengan membatasi konsumsi makanan ini seiring bertambahnya usia.

"Batasi porsinya, misalnya satu porsi per minggu," ucap Palinski-Wade.

Baca juga: Begini Pengaruh Makanan Cepat Saji bagi Tubuh

6. Karbohidrat olahan

Sumber karbohidrat ini akan dengan cepat meningkatkan gula darah dan menjadi faktor penyebab penyakit jantung, penambahan berat badan, dan diabetes.UNSPLASH/CHARLES CHEN Sumber karbohidrat ini akan dengan cepat meningkatkan gula darah dan menjadi faktor penyebab penyakit jantung, penambahan berat badan, dan diabetes.
Karbohidrat olahan, seperti roti putih, pasta, dan lainnya memiliki tingkat Indeks Glikemik (GI) tinggi.

Artinya, sumber karbohidrat ini akan dengan cepat meningkatkan gula darah dan menjadi faktor penyebab penyakit jantung, penambahan berat badan, dan diabetes.

Selain itu, pola makan tinggi karbohidrat olahan juga kurang baik untuk kulit.

Bowe menjelaskan, sumber karbohidrat olahan dapat meningkatkan hormon yang merangsang produksi minyak.

Hormon-hormon tersebut bahkan dapat mengubah komposisi minyak pada kulit kita dan membuatnya lebih rentan terhadap pembentukan jerawat.

Makanan dengan GI tinggi juga dapat menyebabkan pelepasan hormon growth factor 1 (IGF-1).

"Jika hormon itu terlalu banyak, itu akan merugikan kita karena dapat meningkatkan peradangan dan menyebabkan sejumlah penyakit, seperti kanker dan masalah kulit seperti jerawat," ungkapnya.

Baca juga: Karbohidrat Olahan, Penyebab Utama Lemak Perut Menurut Pakar

7. Soda

Soda tinggi akan gula tambahan. Gula dapat berdampak negatif terhadap ovulasi dan berkaitan dengan motilitas sperma yang buruk.SHUTTERSTOCK Soda tinggi akan gula tambahan. Gula dapat berdampak negatif terhadap ovulasi dan berkaitan dengan motilitas sperma yang buruk.
Minuman ini juga tak baik untuk usia berapa pun, termasuk ketika kita mengunjak usia 40 tahun. Selain karena sering kali dicampur dengan pewarna yang berpotensi memicu kanker, soda juga tinggi gula tambahan.

Gula dapat berdampak negatif terhadap ovulasi dan berkaitan dengan motilitas sperma yang buruk.

Tidak mengonsumsi soda juga menjadi salah satu cara untuk membantu meningkatkan metabolisme tubuh.

Baca juga: 7 Alasan Mengapa Perlu Menghindari Soda

8. Minuman berenergi

Minuman berenergi tinggi gula tambahan sehingga tidak baik bagi kesehatan.UNSPLASH/SHANE Minuman berenergi tinggi gula tambahan sehingga tidak baik bagi kesehatan.
Sama seperti soda, minuman berenergi juga tinggi gula tambahan sehingga tidak baik bagi kesehatan.

Terlalu banyak konsumsi gula dapat merusak email gigi dan membuat gigi lebih mudah ternoda.

Selain itu, kandungan kafein dan natrium yang tinggi dalam minuman berenergi juga dapat menyebabkan dehidrasi, terutama jika kita lebih banyak meminumnya daripada minum air putih.

Dehidrasi adalah salah satu faktor utama yang membuat kulit tampak lebih tua.

Untuk mencegah dehdrasi, ahli gizi sekaligus penulis Schedule Me Skinny: Plan to Lose Weight and Keep it Off in Only 30 Minutes a Week, Sarah-Jane Bedwell, RD, LDN menganjurkan minum delapan hingga 10 gelas air putih sehari atau lebih, terutama jika berolahraga.

Baca juga: Konsumsi Minuman Berenergi Dapat Sebabkan Gagal Jantung pada Pria Muda

9. Gula

Terlalu banyak mengonsumsi gula terbukti dapat mempercepat munculnya kerutan dan kulit yang kendur.FREEPIK/8PHOTO Terlalu banyak mengonsumsi gula terbukti dapat mempercepat munculnya kerutan dan kulit yang kendur.
Proses penuaan memang tidak dapat dicegah. Namun, kita bisa berupaya mempertahankan kulit tetap awet muda, salah satunya dengan mengurangi gula.

Terlalu banyak mengonsumsi gula terbukti dapat mempercepat munculnya kerutan dan kulit yang kendur.

"Gula menyebabkan peradangan, yang menjadi penghambat utama untuk kulit yang lebih bersih dan sehat," ujar Taz.

Tak hanya itu, gula juga dapat merusak kolagen dan elastin, yang membuat kulit tampak lebih lembut dan kenyal.

Baca juga: 6 Cara Mudah Mengurangi Konsumsi Gula

10. Es kopi

Terlalu banyak konsumsi kafein, seperti pada es kopi, dapat mengganggu kualitas tidur. Hal itu sangatlah buruk karena ketika tidur, sel-sel tubuh akan memperbaiki diri dari kerusakan kulit akibat sinar ultraviolet dan stressor lainnya.PEXELS/RYUTARO TSUKATA Terlalu banyak konsumsi kafein, seperti pada es kopi, dapat mengganggu kualitas tidur. Hal itu sangatlah buruk karena ketika tidur, sel-sel tubuh akan memperbaiki diri dari kerusakan kulit akibat sinar ultraviolet dan stressor lainnya.
Minuman yang bikin melek dan menyegarkan ini ternyata juga berkontribusi terhadap penampilan yang tampak lebih tua.

Terlalu banyak konsumsi kafein dapat mengganggu kualitas tidur. Hal itu sangatlah buruk karena ketika tidur, sel-sel tubuh akan memperbaiki diri dari kerusakan kulit akibat sinar ultraviolet dan stressor lainnya.

Jika aktivitas ini terganggu, kulit kita akan menua lebih cepat sebelum waktunya.

Selain itu, minuman dengan es cenderung dikonsumsi menggunakan sedotan.

Para peneliti menemukan, gerakan wajah berulang, seperti minum lewat sedotan, dapat lebih mudah memicu munculnya garis-garis halus dan kerutan.

Baca juga: Awas Bikin Gemuk, Ingat 4 Hal Ini Saat Minum Es Kopi Susu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com