KOMPAS.com – Video game sering dicap buruk bagi anak, seperti dapat merusak mata atau membuat anak lupa waktu.
Karena itulah, tak sedikit orangtua yang berusaha menjauhkan video game dari anak-anak mereka.
Sebaliknya, perusahaan pembuat video game selalu mempromosikan bahwa game yang mereka buat dapat mengurangi stres, membangun kemampuan berpikir kritis, serta mempererat ikatan antar-anggota keluarga.
Memang kenyataannya, video game memiliki beberapa manfaat bagi anak. Bahkan, ada penelitian yang mengatakan bahwa video game dapat membantu mengembangkan kemampuan anak dalam bersosialisasi.
Penelitian tersebut berawal dari sebuah survei yang digelar oleh penyedia jasa internet Frontier yang baru-baru ini menggunakan Amazon MTurk untuk menyurvei sekitar 1.000 orangtua terkait pendapat mereka tentang video game.
Hasilnya, hampir dua dari tiga orangtua mengatakan bahwa video game menolong anak mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan logis.
Bergantung dari jenis game yang dimainkan, kemampuan ini bisa datang dari strategi dalam game, atau melalui pemecahan puzzle yang kompleks, atau permainan yang sedikit rumit.
Beberapa orangtua juga menyebut bahwa video game meningkatkan kreativitas dan waktu reaksi anak-anak mereka, sekaligus memberikan perasaan bahagia dan baik bagi kesehatan mental.
Namun, bukan itu saja manfaat yang dirasakan oleh orangtua. Pasalnya, menurut data, lebih dari 40 persen orangtua menyakini bahwa video games membantu meningkatkan kemampuan sosial anak.
Kemampuan bersosialisasi ini biasanya datang ketika anak bermain secara daring bersama teman-teman atau orang asing, meski terkadang bisa didapatkan melalui bermain bersama keluarga.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.