Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Game Dapat Kembangkan Kemampuan Sosialisasi Anak, Benarkah?

Kompas.com - 13/09/2021, 13:36 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Moms

KOMPAS.com – Video game sering dicap buruk bagi anak, seperti dapat merusak mata atau membuat anak lupa waktu.

Karena itulah, tak sedikit orangtua yang berusaha menjauhkan video game dari anak-anak mereka.

Sebaliknya, perusahaan pembuat video game selalu mempromosikan bahwa game yang mereka buat dapat mengurangi stres, membangun kemampuan berpikir kritis, serta mempererat ikatan antar-anggota keluarga.

Memang kenyataannya, video game memiliki beberapa manfaat bagi anak. Bahkan, ada penelitian yang mengatakan bahwa video game dapat membantu mengembangkan kemampuan anak dalam bersosialisasi.

Penelitian tersebut berawal dari sebuah survei yang digelar oleh penyedia jasa internet Frontier yang baru-baru ini menggunakan Amazon MTurk untuk menyurvei sekitar 1.000 orangtua terkait pendapat mereka tentang video game.

Hasilnya, hampir dua dari tiga orangtua mengatakan bahwa video game menolong anak mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan logis.

Bergantung dari jenis game yang dimainkan, kemampuan ini bisa datang dari strategi dalam game, atau melalui pemecahan puzzle yang kompleks, atau permainan yang sedikit rumit.

Beberapa orangtua juga menyebut bahwa video game meningkatkan kreativitas dan waktu reaksi anak-anak mereka, sekaligus memberikan perasaan bahagia dan baik bagi kesehatan mental.

Namun, bukan itu saja manfaat yang dirasakan oleh orangtua. Pasalnya, menurut data, lebih dari 40 persen orangtua menyakini bahwa video games membantu meningkatkan kemampuan sosial anak.

Kemampuan bersosialisasi ini biasanya datang ketika anak bermain secara daring bersama teman-teman atau orang asing, meski terkadang bisa didapatkan melalui bermain bersama keluarga.

Baca juga: Bermain Game Fortnite Bikin Anak Lebih Prososial

Faktanya, 37.4 persen orangtua yang mengikuti survei menyatakan bahwa mereka memperbolehkan anak untuk bermain daring bersama siapa saja, sedangkan 50,6 persen membiarkan anak bermain daring bersama teman-temannya.

Terlepas dari masalah dengan siapakah mereka bermain, anak akan belajar bagaimana cara berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang lain saat mereka bermain secara kooperatif.

Kemampuan inilah yang akan menolong anak belajar bagaimana menjadi bagian dari sebuah tim dan membagi tugas untuk mencapai suatu tujuan.

Semua kemampuan bersosialisasi itu akan berguna saat mereka tumbuh dewasa dan bekerja. Mungkin itulah yang menyebabkan orangtua mengizinkan anak bermain game selama 2-3 jam per harinya.

Penelitian ini juga didukung oleh sebuah penelitian lain yang diterbitkan di American Psychological Association.

Halaman:
Sumber Moms
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com