KOMPAS.com - Memiliki tingkat stres yang tinggi dari waktu ke waktu ternyata menempatkan kita pada risiko terkena tekanan darah tinggi atau hipertensi, serangan jantung, dan stroke.
Hal itu juga ditunjukkan dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Circulation oleh American Heart Association (AHA).
"Ini adalah studi yang menggambarkan bagaimana hubungan antara pikiran dan kesehatan jantung seseorang."
Demikian kata ahli jantung dan profesor kedokteran di Baylor College of Medicine di Houston, Ameria Serikat, Dr Glenn Levine.
Baca juga: Rutin Meditasi Tekan Risiko Penyakit Kardiovaskular, Apa Sebabnya?
"Stres, depresi, frustrasi, kemarahan, dan emosi negatif lainnya tidak hanya membuat kita menjadi orang yang tidak bahagia, tetapi juga berdampak negatif pada kesehatan dan umur panjang," sambung dia.
Saat mengembangkan studi AHA, Dr Levine juga melihat semua data dan menyimpulkan bahwa faktor kesehatan psikologis negatif terkait dengan banyak faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Kabar baiknya, karena pikiran, hati, dan tubuh saling berhubungan dan saling bergantung, seseorang dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskularnya dengan mengupayakan pandangan psikologis yang lebih positif.
"Kita dapat memutuskan untuk mengubah pola pikir tentang situasi stres itu atau menetapkan batasan untuk menjaga agar stres tidak menjadi racun."
Demikian diterangkan pakar manajemen stres, Dr Cynthia Ackrill.
"Kita tidak boleh mengabaikan kemampuan kita untuk berperan dalam kesejahteraan hidup," lanjut dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.