Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Masalah Kesehatan Usia 30 Tahun yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - Diperbarui 05/12/2022, 07:52 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Usia 30 tahun mungkin jadi dekade kehidupan paling sibuk bagi kebanyakan orang.

Mulai dari kesibukan karir hingga membangun keluarga, semuanya membuat orang-orang yang menginjak usia 30 tahun merasa memiliki identitas yang lebih kuat.

Sayangnya, memasuki usia 30 tahun, perubahan fisik juga terjadi. Meskipun kondisi fisik setiap orang bisa berbeda-beda, namun ada sejumlah masalah kesehatan usia 30 tahun yang perlu diwaspadai.

Baca juga: Wajah Mulai Kendur di Usia 30-an? Ini Tips untuk Mencegahnya

Risiko masalah kesehatan juga diperburuk dengan pola hidup kurang gerak yang kini dilakukan kebanyakan orang.

Pola hidup kurang gerak dapat meningkatkan faktor risiko seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi pada orang dewasa muda.

Tapi, apakah pasti kita memiliki masalah kesehatan ketika menginjak usia 30 tahun? Kabar baiknya, tentu tidak!

Kita bisa mencegahnya dengan menerapkan pola hidup sehat secara rutin.

Faktor-faktor seperti pola makan, lingkungan, dan gaya hidup secara keseluruhan lebih berperan penting terhadap pengembangan masalah kesehatan usia 30 tahun ketikmbang faktor genetik.

Sebagian besar faktor risiko mengembangkan masalah kesehatan bisa dicegah jika membuat perubahan pola hidup mulai dari hari ini.

Baca juga: 15 Gangguan Kesehatan di Usia 40 Tahun yang Perlu Diwaspadai

Masalah kesehatan usia 30 tahun yang perlu diwaspadai

Berikut sejumlah masalah kesehatan usia 30 tahun yang perlu mulai diwaspadai:

1. Tekanan darah tinggi

Memasuki usia 30 tahun penting untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur untuk mencegah hipertensi atau tekanan darah tinggi.
SHUTTERSTOCK Memasuki usia 30 tahun penting untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur untuk mencegah hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Ahli bedah ortopedi dari University of Toledo Medical Center, Dr Anthony Kouri, MD mengatakan kepada Bustle, kesadaran dan pengobatan hipertensi atau tekanan darah tinggi pada orang dewasa yang lebih tua meningkat secara signifikan selama 10 tahun terakhir.

Sayangnya, banyak orang dewasa muda tak sadar bahwa tekanan darah tinggi juga bisa dialami di usia yang lebih muda.

Menurut Kouri, sekitar 50 persen orang dewasa muda yang didiagnosis dengan hipertensi masih tak terobati. Ini dapat menyebabkan penyakit jantung dan pengingkatan risiko kematian.

Tapi, hipertensi biasanya tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, penting bagi seseorang yang mulai menginjak usia 30 tahun untuk mulai melakukan pemeriksaan kesehatan rutin setiap tahunnya untuk mencegah hipertensi dan potensi masalah kesehatan lainnya.

Baca juga: 7 Jenis Buah untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

2. Berat badan lebih mudah naik di usia 30 tahun

Metabolisme tubuh mulai melambat di usia 30 tahun sehingga kenaikan berat badan lebih mudah terjadi.FREEPIK/JCOMP Metabolisme tubuh mulai melambat di usia 30 tahun sehingga kenaikan berat badan lebih mudah terjadi.
Berat badan memang bisa naik dan turun di usia berapa pun. Namun, laman LeBauer HealthCare menjelaskan, metabolisme tubuh mulai melambat di usia 30 tahun sehingga kenaikan berat badan lebih mudah terjadi.

Jika hal ini disepelekan, tak menutup kemungkinan kita dapat mengalami kelebihan berat badan yang berujung pada peningkatan risiko kesehatan, seperti diabetes dan penyakit jantung.

Cara terbaik menjaga berat badan ideal adalah dengan mengombinasikan olahraga rutin dan membatasi asupan kalori.

Baca juga: Catat, Daftar Menu Diet Sehat untuk Seminggu

3. Diabetes

Risiko diabetes meningkat memasuki usia 30 tahun.
SHUTTERSTOCK Risiko diabetes meningkat memasuki usia 30 tahun.
Mengutip Infodatin Kementerian Kesehatan, Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang di usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes pada 2019. Ini setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3 persen dari total penduduk pada usia yang sama.

Di tanah air, Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan prevalensi diabetes melitus di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada usia 15 tahun ke atas sebesar 2 persen. Sementara prevalensi diabetes melitus menurut hasil pemeriksaan gula darah meningkat dari 6,9 persen di 2013 menjadi 8,5 persen di 2018.

Orang dengan prediabetes bisa menunda atau mencegah diabetes dengan melakukan perubahan pola makan, berolahraga teratur, dan menjaga berat badan sehat.

Jika belum pernah memeriksa gula darah, segeralah melakukannya. Sebab, berdasarkan data di atas, baru sekitar 25 persen penderita diabetes yang mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes.

Sekalipun sudah menderita diabetes, menjaga gula darah tetap terkontrol adalah kunci untuk mencegah komplikasi.

Baca juga: 7 Langkah Mudah Mencegah Diabetes

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com